Kamis, 25 April 2024

Mahasiswa FKp Unair Juara Dua Lomba Video Edukasi Smart Nursing Competition

Diunggah pada : 6 April 2023 10:44:46 53
Nur Afifah satu diantara mahasiswa Fakultas Keperawatan (FKp) Unair yang berhasil meraih juara dua lomba video edukasi dalam gelaran Smart Nursing Competition (SNC).

Jatim Newsroom – Mahasiswa Universitas Airlangga kembali meraih prestasi membanggakan. Kali ini giliran mahasiswa Fakultas Keperawatan (FKp) Unair yang berhasil meraih juara dua lomba video edukasi dalam gelaran Smart Nursing Competition (SNC). Mahasiswa berprestasi tersebut adalah Nur Afifah, Mochammad Syahrul Bagus Romadhoni, dan Mohammad Ferdy Arrosyd. Pada lomba tersebut, mereka mengangkat tema Peran Orangtua Anak Down Syndrome.

Ikatan Lembaga Mahasiswa Keperawatan Indonesia Wilayah V mengadakan lomba Smart Nursing Competition di bidang keperawatan. Peserta lomba itu adalah mahasiswa keperawatan dari berbagai perguruan tinggi di wilayah V (NTT, NTB, Bali, Jawa Timur). Kegiatan tersebut terdiri dari tiga kategori, yaitu video edukasi, poster, dan esai yang bertajuk Let’s Raise Up Down Syndrom Awareness.

Fia mewakili tim mengatakan bahwa proses seleksi berlangsung dari (24-31/3/2023). Dalam proses seleksi terdapat beberapa indikator penilaian dari juri. “Jadi penilaiannya berdasarkan beberapa kriteria yaitu kreativitas, visual, audio, kualitas konten, dan like instagram,” jelasnya.

Video Peran Orangtua Anak Down Syndrome

Fia mengatakan bahwa mereka menggagas ide peran orang tua dalam melatih kemampuan anak down syndrome. Dengan mengusung judul Asuhan SABAR-ku untuk Anakku. Fia menjelaskan bahwa pola asuh orang tua yang tepat menjadi kunci keberhasilan anak down syndrome untuk meningkatkan keterampilannya.

“Karena  anak down syndrome selalu mendapatkan stigma yang berbeda dari masyarakat. Maka peran orang tua sangat penting dalam mendidik anak down syndrome menjadi anak yang mandiri, berprestasi, dan hebat,” jelasnya.

Dalam pembuatan video tersebut, Fia menjelaskan bahwa ia dan tim membutuhkan waktu lima hari dalam proses pembuatan video. Ia mengaku sempat mengalami kesulitan terkait dengan perizinan untuk pengambilan video di sekolah SLB.

“Tantangannya itu perizinan ke SLB, karena kita ada konsep yang pengen langsung wawancara ke orang tua yang punya anak down syndrome. Dulu pernah izin ke sekolah x ditolak, dan Alhamdulillah akhirnya ada sekolah yang menyetujui untuk dilakukan pengambilan video dan orang tua juga bersedia diwawancarai meskipun awalnya kurang setuju,” jelasnya.

Menurut Fia,  peran orang tua sangat penting karena anak down syndrom membutuhkan cinta dan kasih sayang dari orang tua. Oleh karena itu, ia berharap video yang ia buat dapat memberikan edukasi kepada masyarakat.

“Harapanku tentunya dengan video edukasi yang telah kami buat, masyarakat itu bisa jadi lebih aware sama anak-anak down syndrom, khususnya orang tua. Orang tua harus memperlakukan anaknya sebaik mungkin dan pastinya Tuhan itu menitipkan anak yang luar biasa ke orang tua yang luar biasa juga,” ungkapnya. (mad/hjr)

#unair