Jatim Newsroom – Komisi Penanggulangan Bencana (KPB) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur mengadakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang cara penanganan bencana yang dilaksanakan selama dua hari mulai Sabtu sampai Minggu,1-2 Oktober 2022 yang diselenggarakan di Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), Desa Gunting, Kecamatan Sukorejo.
Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengapresiasi kegiatan ini dan menyampaikan bahwa selain sangat relevan dengan kondisi Jawa Timur khususnya Kabupaten Pasuruan yang rawan terjadinya bencana alam, pelatihan teknis tersebut sangat dibutuhkan bagi masyarakat.
“Terimakasih atas kerja keras seluruh panitia penyelenggara pelatihan penanganan bencana. Yang pada akhirnya menjadi bekal kita semua. Karena di Indonesia, di Jatim rentan terjadi bencana alam. Mau tidak mau harus kita hadapi bersama. Apakah itu bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan lainnya,” ujar Bupati dalam sambutannya.
Di hadapan Ketua MUI Jawa Timur M. Sudjak, Kepala BPBD Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono, Gus Irsyad sapaannya menyampaikan tentang urgensitas edukasi kebencanaan dan pembekalan ketrampilan kesiapsiagaan bencana untuk mewujudkan masyarakat tangguh bencana.
“Pelatihan kesiapsiagaan bencana ini sangat penting. Minimal, peserta memperoleh pemahaman tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana. Mulai prabencana dengan mengenali situasi-situasi potensi bencana melalui mitigasi bencana, saat tanggap darurat maupun pascabencana,” ucapnya.
Gus Irsyad yang secara struktural di MUI Jawa Timur diberi amanah sebagai Ketua Komisi Penanggulangan Bencana tersebut kembali menyampaikan terimakasih kepada Komisi Penanggulangan Bencana MUI Jatim. Mulai dari inisiasi kegiatan pelatihan kebencanaan untuk Pesantren hingga pelaksanaannya yang telah dipersiapkan dengan baik.
Hadir dalam forum bimbingan teknis yang dilaksanakan di kawasan perkebunan nan asri tersebut, Ketua Komisi Penanggulangan Bencana (KPB) dan Wakil Ketua KPB MUI Jatim dan aktifis kebencanaan yang berpengalaman dalam bidang managemen pengelolaan pos tanggap darurat dan bidang kesehatan.
Materi yang diberikan kepada seluruh peserta selama kegiatan ini diantaranya adalah tentang Kajian Resiko Bencana Tahun 2022-2026. Yaitu sebuah kajian mekanisme terpadu untuk memberikan gambaran menyeluruh terhadap resiko bencana suatu daerah. Kegiatan ini di ikuti oleh 50 peserta, masing-masing merupakan perwakilan masyarakat dari Pondok Pesantren di Kabupaten Pasuruan. (yan/n)