Jatim Raih Penghargaan Anugerah Media Humas 2024

Diunggah pada: 10 Oktober 2024 22:53:11 33
thumb
Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provisi Jawa Timur, Putut Darmawan, mewakili Kepala Dinas Kominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin, menerima penghargaan bergengsi Anugerah Media Humas (AMH) 2024 yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI), di Pullman Bandung Grand Central, Jalan Diponegoro No.27,Kota Bandung, Kamis, (10/10/2024). Foto: Rafli JNR

Jatim Newsroom - Pemerintah Provinsi Jawa Timur meraih penghargaan bergengsi Anugerah Media Humas (AMH) 2024 yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI), di Pullman Bandung Grand Central, Jalan Diponegoro No.27,Kota Bandung, Kamis, (10/10/2024). Di kesempatan ini, Pemprov Jatim  meraih predikat Terbaik ke-3 nasional Kategori Media Internal (Inhouse Magazine) dan Terbaik ke-3 nasional Kategori Media Sosial.

Penghargaan itu diberikan secara langsung oleh juri Kategori Media Internal (Inhouse Magazine) AMH 2024, Wahyu Dhyatmika, dan juri Kategori Media Sosial, Wicaksono, kepada Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provisi Jawa Timur, Putut Darmawan, mewakili Kepala Dinas Kominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin.

Usai menerima penghargaan, Putut Darmawan, menyampaikan, bahwa diterimanya penghargaan ini menjadi motivasi dan evaluasi, bagi tim penyusun konten informasi publik Dinas Kominfo Jatim untuk menjadi lebih baik dalam menghasilkan produk informasi yang berkualitas ke depannya.  

Menurutnya, penghargaan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi jajaran tim penyusun konten informasi publik Dinas Kominfo Jatim. Selain itu, penghargaan ini tidak lepas dari kerja keras tim penyusun konten informasi publik Dinas Kominfo Jatim yang terus bekerja sesuai kaidah jurnalistik dan penuh krativitas.

Dikatakan Putut, keikutsertaan Diskominfo Jatim pada event nasional ini bukan sekedar untuk mengikuti kompetisi, akan tetapi juga sebagai tolok ukur untuk mengetahui sejauh mana kualitas produk jurnalistik maupun konten-konten medsos yang berorientasi pada penyebaran informasi tentang program dan kinerja, serta upaya membangun citra yang baik pada Pemprov Jatim. Menurutnya, informasi yang disebar ke media maupun konten yang diunggah pada akun media social Pemprov Jatim, semata untuk memberikan pelayanan informasi terbaik kepada masyarakat.

Anugerah Media Humas (AMH) 2024 yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI), di Pullman Bandung Grand Central, Jalan Diponegoro No.27,Kota Bandung, Kamis, (10/10/2024). Foto: Rafli JNR

 

Pada AMH 2024 ada beberapa kategori yang dilombakan, diantaranya adalah kategori Media Sosial, Siaran Pers, Kampanye Komunikasi Publik, Penerbitan Media Internal, Website, dan Media Audiovisual. Yang membuat berbeda di AMH 2024 yaitu memisahkan antara kelompok pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Kali ini, kelompok pemprov dijadikan satu dengan pemkab dan pemkot se-Indonesia, sehingga, peserta yang berkompetisi dalam AMH 2024 semakin banyak.

AI, Alat Bantu Humas Bukan Ancaman

Di tengah pesatnya disrupsi teknologi, khususnya dengan kemajuan Artificial Intelligence (AI), Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Prabunindya Revta Revolusi, menekankan bahwa AI harus dilihat sebagai alat bantu, bukan ancaman bagi pekerjaan humas.

Hal ini disampaikan Prabu pada acara Anugerah Media Humas 2024, melalui rilis Ditjen IKP Kemkominfo RI, Jumat (11/10/2024).

Ia menjelaskan, bahwa prediksi perkembangan teknologi menuju singularitas—di mana kecerdasan buatan (AI) akan setara dengan kecerdasan manusia—adalah sesuatu yang tidak dapat diabaikan. Dengan rencana implementasi teknologi 6G pada 2030, transformasi dunia digital diperkirakan akan semakin cepat.

"Kita harus mempersiapkan diri. Teknologi seperti AI akan semakin pintar, belajar 24 jam setiap hari dari data yang ada. Namun, saya yakin, AI tidak akan menggantikan peran kita sebagai insan humas," ujar Prabu.

AI memiliki potensi besar untuk membantu pekerjaan humas, terutama dalam meningkatkan efisiensi tugas-tugas rutin. Dengan memanfaatkan AI, humas dapat lebih fokus pada hal-hal yang strategis dan kreatif. Beberapa tugas, seperti monitoring media, komunikasi krisis, dan pembuatan konten, bisa dilakukan lebih cepat dan efisien dengan bantuan teknologi.

"Kita bisa memanfaatkan AI untuk membaca sentimen publik, membuat konten video dengan cepat, hingga mengotomatisasi layanan pelanggan. Ini akan memungkinkan kita untuk lebih fokus pada tugas-tugas strategis yang lebih bernilai," tambahnya.

Namun, Prabu juga mengingatkan adanya tantangan yang dibawa AI, terutama terkait dengan penyebaran berita palsu (fake news) dan manipulasi digital. Ia mencontohkan kasus deepfake yang menargetkan tokoh-tokoh publik, termasuk dirinya. Video-video deepfake yang menggunakan wajah tokoh publik untuk tujuan manipulatif menjadi tantangan besar di era digital ini.

"Baru-baru ini, kami men-take down akun yang menggunakan deepfake Ibu Negara Iriana Jokowi, seolah-olah beliau berbicara mengajak orang mengikuti akun TikTok tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa tantangan manipulasi digital ini semakin nyata dan berpotensi mengancam," jelas Prabu.

Prabu menegaskan bahwa meskipun AI dapat menggantikan beberapa aspek teknis, ada hal yang tidak bisa digantikan oleh teknologi, yaitu kebijaksanaan (wisdom). Keputusan-keputusan yang memerlukan pertimbangan etis dan moral tetap harus berada di tangan manusia.

"AI hanya alat bantu. Kebijaksanaan dan penilaian etis tetap menjadi urusan kita sebagai manusia. Inilah yang tidak boleh kita lepaskan," ungkapnya.

Lebih lanjut, Prabu mendorong para praktisi humas untuk terus meningkatkan kompetensi dalam menghadapi era AI. Kemampuan berpikir kritis, adaptasi terhadap teknologi, serta keterampilan storytelling dan kreativitas menjadi kunci agar peran humas tetap relevan di masa depan.

"Kita harus terbiasa menggunakan AI sebagai alat bantu untuk mencari ide dan inspirasi. Kompetensi dasar humas perlu mencakup kemampuan untuk menyederhanakan tugas dengan AI, serta melakukan monitoring dan otomasi proses," tambah Prabu.

Dalam paparannya, Dirjen IKP juga menyoroti tantangan ke depan, yaitu bagaimana membangun citra positif di tengah arus informasi negatif yang kian deras di media sosial. Pemanfaatan AI, menurutnya, dapat menjadi salah satu solusi untuk menjaga dan mengontrol citra positif instansi pemerintah dan perusahaan di mata publik.

"Di era media sosial ini, agak sulit mendapatkan sentimen positif. AI dapat membantu kita fokus menjaga citra positif di masyarakat," ujarnya.(red)