Sabtu, 20 April 2024

IKI PESAT Jatim, Wujudkan Pesantren Sehat

Diunggah pada : 17 Mei 2023 11:30:28 324
Dok. Humas Dinkes Jatim

Jatim Newsroom – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim) telah meluncurkan program Inisiatif, Kolaborasi, Inovasi Pesantren Sehat Jawa Timur atau disingkat dengan IKI PESAT Jatim. Program ini merupakan wujud dukungan Nawa Bhakti Satya Jatim Sehat, serta bentuk upaya pengembangan menuju Pesantren Sehat Jawa Timur.

IKI PESAT Jatim yang diluncurkan pada agenda Rapat Koordinasi (Rakor) Teknis Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Jatim ini, juga dilakukan untuk meneruskan amanah Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dalam menggalakkan Aksi Bergizi di sekolah dan pondok pesantren pada Peringatan Hari pendidikan Nasional tahun 2023.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dr. Erwin Astha Triyono, melalui siaran persnya, Rabu (17/5/2023) menjelaskan, IKI PESAT Jatim diinisasi berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 202 tahun 2023 tentang Tim Pembina Pesantren Sehat.

“IKI PESAT Jatim ini merupakan upaya pengembangan Pesantren menuju Pesantren Sehat di Jawa Timur melalui strategi Advokasi, Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Pondok Pesantren,” jelas dr. Erwin.

Berdasarkan data SSGI tahun 2022, prevalensi stunting Provinsi Jawa Timur adalah sebesar 19,2%, balita wasting sebesar 7.2%, dan balita underweight sebesar 15,8%. Oleh karena itu, dr. Erwin menerangkan, salah satu upaya dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) maupun stunting adalah dengan menarget remaja putri menjadi remaja yang sehat.

“Upayanya yaitu dengan menggaungkan konsumsi Tablet Tambah Darah atau TTD secara rutin maupun edukasi konsumsi makanan gizi seimbang agar terhindar dari anemia dan siap saat menjadi ibu hamil di masa dewasa. Jika tidak dimulai dari remaja, maka biasanya terlambat. Sudah terlanjur anemia, lalu menjadi ibu hamil, maka bayinya berpeluang untuk stunting.” terang  dr. Erwin.

Lebih lanjut, dr. Erwin menambahkan, karena remaja putri lebih mudah dijangkau di lingkungan sekolah dan madrasah, maka Dinkes Jatim perlu bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, MUI, serta lintas sektor terkait lainnya melalui IKI PESAT Jatim.

“Hal itu agar secara bersama-sama memberikan edukasi kepada para remaja putri, baik di sekolah maupun di lingkungan pondok pesantren agar mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan TTD demi mewujudkan remaja putri yang sehat yang akan melahirkan generasi sehat dan unggul,” tambahnya.

Selain optimalisasi pemberian TTD pada remaja putri, dr. Erwin mengungkapkan kegiatan IKI PESAT Jatim ini juga ada promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di dalamnya. Yaitu, pembinaan Kader Santri Husada, melaksanakan Survei Mawas Diri, Musyawarah Masyarakat Pondok Pesantren, dan Pendampingan Poskestren melalui program SAJADAH (Santri Jatim Sehat dan Berkah yang dimulai sejak tahun 2019).

"Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota pada tahun 2022, terdapat 4.046 pondok pesantren di Jawa Timur, dimana 1.500 diantaranya  atau sebanyak 37,2% telah memiliki Pos Kesehatan Pesantren atau Poskestren," ungkap dr. Erwin.

Bagi pondok pesantren yang belum memiliki Poskestren, dr. Erwin mengimbau untuk segera membuat Poskestren. “Namun, jika belum memungkinkan maka harus berkoordinasi dengan puskesmas terdekat, agar dapat mendapatkan akses layanan yang terbaik,” imbau dr. Erwin.

Kegiatan dalam IKI PESAT Jatim lainnya ialah berupa peningkatan inspeksi kesehatan lingkungan melalui peningkatan kapasitas pelaksanaan inspeksi kesehatan lingkungan secara mandiri. Selain itu juga ada dukungan deteksi dini penyakit TBC melalui skrining mandiri gejala TBC melalui E-TIBI. (vin/s)

#Pesantren #IKI #Dinkes Jatim #IKI PESAT Jatim