Sabtu, 20 April 2024

Gubernur Khofifah Beri Kuliah Umum Bagi Penerima Beasiswa Guru Madrasah Diniyah

Diunggah pada : 22 September 2022 20:59:56 288
Gubernur Provinsi Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat memberi arahan dan motivasi dalam acara studium generale atau kuliah umum bagi penerima beasiswa program Peningkatan Kualitas Akademik untuk para Guru Madrasah Diniyah, di Gedung Dyandra Convention Center, Jalan Basuki Rahmat No. 93 – 105 Surabaya, Kamis (22/9/2022)

Jatim Newsroom – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memberi kuliah umum bagi penerima beasiswa Program Peningkatan Kualitas Akademik untuk para Guru Madrasah Diniyah yang diadakan Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) Provinsi Jawa Timur, di Gedung Dyandra Convention Center, Kamis (22/9/2022).

Studium generale atau kuliah umum ini untuk pemberian bekal pengetahuan maupun pemahaman bagi mahasiswa tentang kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yaitu program Nawa Bhakti Satya khususnya Jatim Berkah. 

Melalui program tersebut mahasiswa diharapkan bersungguh – sungguh menempuh pendidikan dan setelah menyelesaikan pendidikan juga diharapkan berperan aktif mendidik anak – anak atau santri di madrasahnya masing – masing. Dengan demikian  mampu meningkatkan kualitas SDM dan pada akhirnya meningkatkan indeks pembangunan manusia di Jawa Timur.

Gubernur Khofifah dalam arahannya menyampaikan betapa pentingnya diversifikasi profesi. Meskipun berangkatnya bisa dari berbagai latar belakang keilmuan yang berbeda, tetap harus melakukan proses dakwah – bil lisan, Dakwah bil kitabah. 

“Dan ada yang lebih banyak lagi, yakni melakukan proses Dakwah bil Hal maupun Dakwah bil Maal. Yang saya harapkan Dakwah Bil Lisan tetap kuat, Dakwah bil kitabah tetap kuat, dakwah bil Hal dan Dakwah bil Maal lebih di maksimalkan lagi,”kata Khofifah. 

Gubernur Khofifah menjelaskan telaah tentang surat At Taubah ayat 41 yang mendorong serta memotivasi untuk terus berjihad di jalan Allah.

“Sangat penting kita lakukan telaah bersama pada surat At Taubah ayat 41 yang mendorong kita melakukan Dakwah Bil Maal, yakni lebih banyak porsinya bisa kita lakukan dalam berbagai program. Diversifikasi profesi menjadi lebih penting lagi, tetapi harus tetap Tafakkuh Fiddin, profesi – profesi yang lain begitu dibutuhkan untuk bisa menjawab berbagai masalah personal, institusional, lokal, regional, maupun global,” jelasnya. 

Khofifah menyampaikan, dunia sedang menghadapi tiga hal besar, yaitu ancaman krisis pangan, ancaman krisis energi, dan ancaman krisis keuangan. Dari berbagai latar belakang masing – masing kekuatan maha santri diharapkan untuk menjawab tiga ancaman ini 

“Kita punya sejarah panjang Nahdlatut Tujjar (NT), bagus kalau kita galih dan petakan kembali, kemudian kita bangun bagaimana konstruksi itu untuk bisa diberikan penguatan Nahdlatut Tujjar, salah satunya adalah Dakwah bil Hal dan Dakwah bil Maal, Saya ingin memberi kesadaran bahwa betapa pentingnya diversifikasi profesi, tetapi jangan dilupakan untuk tetap ber tafakkuh fiddin,”tutur Khofifah.

Khofifah juga menyampaikan, bahwasanya social capital yang dimiliki secara luar biasa ini, belum dimaksimalkan untuk sektor – sektor ekonomi produktif. Social capital yang luar biasa itu saat ini bertemu dengan intellectual capital bahwa bagaimana para mahasantri agar bersinergi dan menjawab berbagai kebutuhan masa depan. 

“Pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh secara impresif, yakni 5,44 persen. Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur, 5, 74 persen diatas Nasional. Kita semua ini sama, bahwa semua provinsi bekerja keras dan bekerja professional, cuma bedanya di Jawa Timur ada yatiman ada sholawatan,” paparnya. 

Pada kesempatan ini, Khofifah juga memaparkan investasi di Indonesia per tahun yang  sebesar 35,5 persen, sedangkan di Jawa Timur pertumbuhan investasinya sebesar 69,2 persen. Selain itu, Ia juga menginformasikan perkembangan keuangan Negara – Negara Islam dari tahun ke tahun. 

“Kalau kekuatan ekonomi Islam di Indonesia tertinggi di dunia, para mahasantri dan pesantren mengambil bagian posisi yang mana? Kenapa Pemprov menginisiasi one pesantren one product? Kita berharap bahwa akan ada tiga bangunan entrepreneurship  yang kesatu, ekosistemnya adalah santri preneur, kedua pesantren preneur, dan ketiga sosio preneur yang berupa lingkungan strategis dan alumninya. Yang ketiganya harus klop dan seimbang,”pungkasnya.

Khofifah pun mengajak untuk melihat, pandangan dunia terhadap produk halal. Negara – Negara yang memiliki visi pengembangan produk barang maupun jasa yang berlabel halal yang aman di konsumsi oleh umat muslim dunia. 

“Maka tantangannya adalah kita ini siap di sektor apa, berapa banyak dan kapan siap di export, untuk mengembangkan produk dan jasa halal di kancah dunia, Bagaimana kita membangun kualitas Dakwah bil Maal maupun Jihad bil Maal untuk hal tersebut,” imbuhnya. 

Di akhir arahannya, Khofifah menyampaikan harapannya agar para mahasantri yang menerima beasiswa dapat menjadi lini terdepan dalam membangun peradaban dunia. 

“Para mahasantri dengan bekal ilmu maupun kearifan yang mendalam serta akhlakul karimah secara berseiring ini, tentu diharapkan oleh dunia bahwa Ma’had Ali akan menjadi bagian dari frontliner atau lini terdepan untuk membangun peradaban dunia,”tutupnya. 

Peserta kegiatan kuliah umum ini diikuti oleh 440 mahasiswa baru dengan rincian 240 mahasiswa baru program sarjana S1 di delapan perguruan tinggi keagamaan islam. 160 mahasiswa baru program magister S2 di delapan pergurua tinggi keagamaan islam, dan 40 mahasiswa bari program S3 di 4 perguruan tinggi keagamaan islam. 

Kegiatan ini juga diikuti secara daring atau online dari kampus masing – masing oleh mahasiswa dan mahasantri penerima beasiswa periode 2019 – 2021. Sebanyak 3864 orang, dengan rincian 2339 mahasiswa program sarjana S1 di 78 perguruan tinggi keagamaan islam, 820 mahasiswa program magister S2 di 41 perguruan tinggi keagamaan islam, 645 mahasantri program sarjana S1 di 28 Ma’had Ali, 30 mahasiswa program S1 Universitas Al Azhar Kairo Mesir.

Di akhir acara ini pun terdapat pembagian lima buku buah karya dari LPPD Jawa Timur yang secara simbolis dibagikan kepada salah satu perwakilan penerima beasiswa. Kelima judul buku tersebut yaitu, Kisah Inspiratif Santri Jawa Timur di Al Azhar Mesir, Pendidikan Diniyah Formal Perguruan Tinggi khas pesantren, Profil dari Ma’had Ali Jawa Timur, Pesantren dan Negara, serta Gubernur Khofifah dan Kebijakan Pengembangan Pesantren. (vin/s)

 

#Khofifah Indar Parawansa #Gubernur Jawa Timur