Jatim Newsroom - Dukungan lintas sektor selama periode Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) Agustus 2022, membuat sebanyak 2.465.820 anak usia 09 – 59 bulan di Jawa Timur mendapatkan imunisasi tambahan Campak Rubella.
“Keberhasilan Jatim saat BIAN dalam memastikan tidak ada anak yang tertinggal mendapatkan hak imunisasi tidak terlepas dari dukungan dari berbagai lintas sektor. Semangat dan komitmen ini perlu terus dilanjutkan, sehingga kedepannya program imunisasi rutin dapat tinggi dan merata di seluruh daerah," ucap Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur, Restu Novi Widiani saat Geliat Airlangga Kolaborasi dalam Mendukung Akselerasi Imunisasi Rutin Lengkap di Hotel JW Marriot Surabaya, Jumat (11/11/2022).
Restu juga menyampaikan, ada berbagai unsur di Jawa Timur yang mensukseskan capaian imunisasi dasar dan lanjutan secara tinggi dan merata, seperti PKK, BKOW, universitas, swasta dan media.
“Situasi COVID-19 menyebabkan imunisasi rutin mengalami penurunan, masih ada 17 kabupaten/kota yang belum mencapai imunisasi dasar lengkap sampai tahun 2022, untuk itu kolaborasi merupakan hal yang mutlak harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah sebesar ini," ungkap Restu.
Dokter spesialis anak di RS dr Soetomo dan anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Leny Kartina SpAK mengingatkan bahwa meski Pemprov berhasil memberikan imunisasi tambahan campak rubella pada periode BIAN, kedepannya berbagai vaksin yang belum diberikan kepada anak akan disegerakan untuk memastikan anak terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya yang menyebabkan kematian seperti radang otak, pneumonia, diare, difteri, pertusis dan lain – lain.“Setiap orang tua yang datang selalu kami berikan edukasi mengenai manfaat dan pentingnya imunisasi. Sehingga masyarakat bisa memahami bahwa dengan imunisasi dapat memberikan perlindungan anak termasuk membentuk kekebalan kelompok," imbuhnya.
Pemberian imunisasi tersebut dapat dilakukan bersamaan dengan target usia yang sama, mengakibatkan anak dapat diberikan suntikan 2-3 kali dalam 1 kali kunjungan atau disebut dengan imunisasi ganda.
Health Specialist UNICEF wilayah Jawa, Armunanto menyampaikan, imunisasi ganda merupakan hal yang aman dan dapat melindungi anak secepat mungkin dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Untuk itu, edukasi mengenai imunisasi termasuk imunisasi ganda merupakan tanggung jawab semua pihak, sebagaimana juga disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi jawa Timur, drg. MVS. Mahanani.
“Semua pihak perlu ikut megsosialisasikan kepada masyarakat mengenai berbagai manfaat imunisasi," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa Imunisasi perlu menjadi kebutuhan bagi masyarakat dengan menekankan aspek perlindungan anak.
Upaya kolaboratif dan integratif dalam memastikan anak mendapatkan hak untuk diimunisasi telah dilakukan melalui Kerjasama UNICEF dan UNAIR melalui Geliat Airlangga.
Sementara, Dr Arief Hargono drg MKes selaku PIC Imunisasi Geliat Airlangga menyampaikan, kerjasama lebih dari lima tahun merupakan bentuk kepedulian terhadap kesehatan ibu dan anak, salah satunya melalui akselerasi imunisasi, tidak hanya berfokus pada pencapaian target yang tinggi namun juga merata.
Akselerasi imunisasi melalui sosialisasi imunisasi ganda dukungan BIAN, HCD (Human Centered Design), penguatan posyandu, KKN tematik, penguatan tokoh agama. Sehingga membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak untuk kita memberikan informasi yang benar mengenai manfaat imunisasi.
Imunisasi, lanjutnya, telah terbukti sebagai intervensi kesehatan yang efektif dan paling murah serta mampu melindungi herd immunity individu, komunitas dan antar kelompok.
Sejarah juga telah mencatatkan keberhasilan imunisasi. Anak-anak yang diimunisasi menjadi lebih sehat dan berprestasi lebih baik di sekolah sehingga menghasilkan manfaat ekonomi yang berdampak terhadap masyarakat. (hjr)