Diskop UKM Jatim Gelar Podcast Fasilitasi Pendataan Ekspor

Diunggah pada: 1 Oktober 2024 15:08:44 8
thumb
Podcast bertajuk “Fasilitasi Pendataan Ekspor bagi UKM untuk Mendukung Devisi Hasil Ekspor (DHE). Sumber Foto: Diskop UKM Jatim

Jatim Newsroom – Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur (Diskop UKM Jatim) terus berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi melalui ekspor. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan menggelar podcast bertajuk “Fasilitasi Pendataan Ekspor bagi UKM untuk Mendukung Devisi Hasil Ekspor (DHE). 

 

Mengutip laman Diskop UKM Jatim, Selasa (1/10/2024), kegiatan yang dilaksanakan di studio podcast Coworking Space KUKM Jatim ini dihadiri oleh beberapa tokoh penting yang berkontribusi besar dalam memajukan sektor ekspor UKM di Jawa Timur.

 

Dalam podcast yang dipandu oleh Tenaga Ahli Coworking Space KUKM Jatim, Tika Sulistya, ini menghadirkan Analis Kebijakan Ahli Muda yang juga Ketua Tim Kerja Sub-Substansi Pembiayaan dan Jasa Keuangan Diskop UKM Jatim, Sutarto, yang menekankan pentingnya pendataan ekspor yang terstruktur untuk mendukung peningkatan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dari UKM. 

 

“Pendataan yang akurat akan mempermudah UKM untuk mendapatkan akses pembiayaan dan fasilitas yang dibutuhkan untuk memasuki pasar internasional”, ungkapnya. 

 

Selanjutnya Gita Sela Kushartanti selaku perwakilan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), juga hadir dan berbagi pengalaman mengenai berbagai program dan layanan yang ditawarkan oleh LPEI untuk membantu UKM dalam menembus pasar ekspor. 

 

“Kami memiliki berbagai program pendanaan dan jaminan yang dapat dimanfaatkan oleh UKM untuk meningkatkan daya saing di pasar global,” kata Gita. 

 

Ia juga menambahkan LPEI siap mendampingi UKM dalam memahami regulasi ekspor yang berlaku di negara tujuan.

 

Owner UKM PT. Queen Global Internasional, Wahyu Kusumo Hadi pun berbagi kisah suksesnya dalam menembus pasar internasional. PT. Queen Global Internasional yang berfokus pada produk home décor, telah berhasil mengekspor produknya ke berbagai negara seperti Prancis dan Taiwan. 

 

“Kami memulai dengan satu produk saja pada tahun 2010, dan alhamdulillah, sejak 2014, kami telah mengekspor ke beberapa negara. Pendampingan dan informasi dari lembaga seperti LPEI sangat membantu kami dalam memahami pasar dan regulasi di negara tujuan,” kisah Wahyu mengenai perjalanan usahanya.

 

Pemateri berikutnya adalah Nurareni Widi Astuti, dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur yang menggarisbawahi pentingnya sinergi antar lembaga dalam mendukung UKM. 

 

“Pendataan ekspor bukan hanya tanggung jawab satu lembaga. Semua pihak harus bekerja sama, mulai dari Dinas Koperasi, LPEI, hingga Bappeda untuk memberikan informasi dan pendampingan yang komprehensif bagi UKM,” imbau Nuraeni.

 

Pada momen ini pula para pembicara juga membahas berbagai tantangan yang dihadapi UKM dalam melakukan ekspor, seperti pemenuhan standar kualitas dan sertifikasi, serta persyaratan administrasi yang kerap menjadi hambatan. 

 

“UKM harus dibekali dengan informasi yang cukup tentang regulasi dan standar internasional, serta akses pendanaan yang mudah agar mereka bisa bersaing di pasar global,” ujar Sutarto.

 

Acara ini diharapkan dapat menjadi pemicu semangat baru bagi UKM di Jawa Timur untuk semakin aktif dalam mendorong ekspor produk-produknya sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap devisa negara. 

 

Dengan adanya dukungan dan kolaborasi yang solid dari berbagai pihak diharapkan para pelaku UKM dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki sehingga pada akhirnya dapat mendorong perkembangan ekonomi daerah serta nasional. (idc/s)