Diskop UKM Jatim Bahas Penguatan Akses Pembiayaan Syariah Koperasi Pondok Pesantren

Diunggah pada: 2 Desember 2024 12:03:22 13
thumb
Talkshow Penguatan Akses Pembiayaan Syariah Koperasi Pondok Pesantren. Sumber Foto: Diskop UKM Jatim

Jatim Newsroom - Pondok Pesantren menjadi salah satu pilar penting dalam pemberdayaan ekonomi Masyarakat. Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) semakin mendapatkan perhatian pemerintah sebagai salah satu elemen utama dalam pengembangan ekonomi umat. 

Melihat potensi besar yang dimiliki Kopontren, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur (Diskop UKM Jatim) menggelar Talkshow bertajuk “Penguatan Akses Pembiayaan Syariah Koperasi Pondok Pesantren” di Surabaya. 

Mengutip laman Diskop UKM Jatim, Senin (2/12/2024), talkshow yang dihadiri oleh sekitar 60 orang perwakilan dari Kopontren dari berbagai wilayah di Jawa Timur ini diselenggarakan dalam rangka memberikan pemahaman yang komprehensif dan mendalam mengenai skema dari berbagai produk pembiayaan syariah dalam mendorong pembiayaan Kopontren. 

Selain itu talkshow ini juga diharapkan dapat meningkatkan inklusi dan literasi keuangan syariah sekaligus memperkuat fondasi ekonomi syariah di lingkungan pondok pesantren melalui peningkatan akses pembiayaan syariah sesuai prinsip-prinsip keadilan dan berkelanjutan.

“Semoga talkshow ini dapat membuka peluang kerja sama baru dan menjadi katalisator bagi pengembangan ekonomi syariah Jawa Timur melalui sinergi yang kuat dan kolaborasi lintas lembaga di Jawa Timur,” ujar Ketua Tim Kerja Substansi Usaha Simpan Pinjam, Eny Widayati. 

Kepala Bidang Pembiayaan Diskop UKM Jatim, Arif Lukman Hakim mewakili Kepala Diskop UKM Jatim menyampaikan dalam pengembangan ekonomi syariah, khususnya dalam hal pembiayaan koperasi UMKM syariah, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Diskop UKM Jatim telah bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keungan (OJK) secara intensif. 

“Kami dalam setahun ini telah mengadakan kegiatan edukasi dan literasi keuangan syariah yang tidak hanya kami tujukan kepada koperasi maupun lembaga ekonomi syariah, melainkan hingga ke para pengelola koperasi di lingkungan pondok pesantren”, ujar Arif mengawali sambutannya.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2024 dengan 2022 menunjukkan adanya peningkatan indeks literasi keuangan masyarakat dan penurunan indeks inklusi keuangan masyarakat. 

“Mengenai data tersebut, Diskop UKM Jatim akan terus berusaha dan berkolaborasi dengan seluruh stakeholder serta meningkatkan literasi keuangan dan inlusi keuangan syariah di Jawa Timur,” imbuh Arif.

Untuk menghasilkan diskusi yang berkualitas, Diskop UKM Jatim menghadirkan narasumber yang berkompeten dan berpengalaman di bidangnya masing-masing, antara lain Asisten Vice President Mikro Konsumer Bank Jatim Syariah, Nanang Cahyono; Direktur Utama Koperasi BMT Maslahah, Abdulloh Shodiq; dan Sekretaris OPOP Jawa Timur, Mohammad Ghofirin dan sebagai moderator adalah Presenter Jawa Pos Media TV, Pinky Darya. 

Perkembangan OPOP dalam membantu masyarakat, khususnya bagi kalangan para santri di Jawa Timur kian lama kian meningkat. “Tahun 2024, pondok pesantren yang mengikuti program OPOP meningkat menjadi 1210 ponpes. Artinya secara kuantitas, pondok pesantren tumbuh semangatnya dalam mengikuti program pemerintah ini. Untuk tahun 2025 kita sudah buka pendaftaran peserta OPOP sejak November kemarin, tadi malam kami cek yang mendaftar ternyata sudah lebih dari 300 pesantren,” jelas Ghofirin.

Selanjutnya Ghofirin menjelaskan ada lima mitra yang terlibat dalam perkembangan OPOP sehingga saat ini berhasil mendapat banyak dukungan dari masyarakat. “Ada lima mitra yang terlibat didalam OPOP, kita menyebutnya ‘Pentahelix’ dengan rumus A,B,C,G,M. Akademis, Bisnis, Community, Government, dan Media. Government di Jawa Timur itu luar biasa semangatnya. Tidak hanya Dinas Koperasi dan UKM, melainkan dinas-dinas yang lain juga sangat mendukung OPOP”, kata Ghofirin.

Nanang Cahyono dari Bank Jatim Syariah menjelaskan tentang kondisi OPOP yang sampai saat ini masih banyak pesantren yang belum bertransaksi secara digital. “Memang di lapangan, kondisi pondok terkadang belum terbiasa mengatur keuangan secara baik, masih bertransaksi secara tunai. Oleh karena itu, pihak Bank Jatim Syariah akan meningkatkan pendampingan pengelolaan keuangan via digitalisasi melalui perbankan,” ungkap Nanang.

Pemateri terakhir, Direktur Utama Koperasi BMT Maslahah, Abdulloh Shodiq menjelaskan ada 4 dampak positif keberadaan koperasi terhadap pemberdayaan santri dan alumni pondok pesantren yaitu: 1.) Meningkatkan keterampilan; 2. Memupuk jiwa kewirausahaan; 3.) Membuka kesempatan kerja; dan 4.) meningkatkan kesejahteraan secara bersama-sama. (idc/…)