Jatim Newsroom – Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Arek Suroboyo Bergerak (ASB) menggelar talkshow bertema 'Ketahanan Resesi Tahun 2023 dengan Program Inovatif – Kolaboratif – Inisiatif (IKI) Jawa Timur. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Ibis Style, Surabaya, pada Kamis (24/11/2022). Acara ini digelar dengan tujuan untuk mewujudkan upaya dan strategi Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam menghadapi resesi di tahun 2023 mendatang.
Acara talkshow ini menghadirkan beberapa narasumber, yakni Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Hadi Dediyansah. Pakar ekonomi akademisi Universitas Hayam Wuruk Surabaya, Muazaroh. Dan Ketua ASB, Diana Rosiana Samar. Dengan diikuti sekitar 100 orang dari berbagai organisasi masyarakat, yang terdiri dari organisasi Brigade Manguni Indonesia (BMI), Timor Indonesia Bersatu, STIE Perbanas, IPNU Jawa Timur, serta kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum..
Terkait menghadapi adanya indikasi resesi tahun 2023 mendatang, Ketua organisasi ASB, Diana Rosiana Samar, yang juga merupakan salah satu narasumber dalam acara talkshow ini menuturkan, dari segi krisis pangan Indonesia bisa dinilai akan jauh dari resesi.
“Saya lebih menyikapi adanya indikasi tahun 2023 yang diperkirakan ada resesi karena imbas dari perang Ukraina dengan Rusia, jadi kemungkinan di tahun 2023 itu ada krisis pangan dan krisis energi. Tapi kalau bicara krisis pangan, seharusnya memang Indonesia harus jauh dari itu, karena Ukraina adalah salah satu penghasil gandum terbesar di dunia, sedangkan Indonesia makanan pokoknya bukan gandum tapi padi dan sebelum resesi tahun 2023 Alhamdulillah sekali bahwa Indonesia sudah mencapai ketahanan pangan,” tutur Diana.
Diana menyampaikan apresiasinya terhadap gagasan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa tentang program ‘IKI Jawa Timur’. “Saya mengapresiasi sekali apa yang dikatakan oleh Bu Gubernur bahwa sebelum resesi itu terjadi yang harus kita siapkan adalah mental, kita tidak lagi menjadi generasi kagetan, dan lemah. Kita adalah manusia yang punya banyak pemikiran dan kreatifitas,”ucapnya.
Dikatakan Diana, gagasan IKI Jatim itu salah satu slogan yang luar biasa baginya. “Oleh karena itu, jangan malas untuk berpikir. Dengan kebiasaan kita selalu berpikir maka kita akan menghasilkan ide – ide. Dari situ kita bisa menemukan satu peluang baru yang bisa menjadi pijakan kita, apabila nanti resesi itu benar – benar terjadi,” terangnya.
Kalau pun tidak, lanjut Diana, generasi kita ini bisa dikatakan generasi yang sudah siap menghadapi resesi, karena kita sudah mempersiapkan diri. “Seolah mempersiapkan payung sebelum terjadinya hujan. Jadi kita tidak perlu terlalu gugup terhadap hal – hal seperti ini. Tetaplah berjalan seperti biasa, bekerja seperti biasa selalu menjalin komunikasi dengan komunitas maupun lintas profesional lain, sehingga satu dan lainnya bisa saling mengisi, dan akhirnya akan terjalin suatu kolaborasi yang bagus antara masyarakat umum dengan pemerintah daerah,” terangnya. (vin/s)