Jumat, 29 Maret 2024

BKKBN Jatim : Program SOTH Mampu Bentuk Generasi Sehat Berkualitas

Diunggah pada : 14 Oktober 2022 21:40:18 6483
Foto: dok. BKKBN Jatim untuk JNR Kominfo Jatim

Jatim Newsroom - Salah satu cara untuk membentuk anak-anak yang sehat dan berkualitas, sekaligus meminimalkan terjadinya stunting akibat pengasuhan yang kurang tepat adalah melalui Program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH). 

SOTH merupakan program yang digagas Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang diselenggarakan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan orang tua dalam pengasuhan. Hal ini guna mengoptimalkan tumbuh kembang dan karakter positif anak. 

"Melalui program SOTH, masyarakat dalam hal ini keluarga juga dapat berperan aktif menurunkan angka stunting," terang Kepala BKKBN Kantor Perwakilan wilayah Jawa Timur, Maria Ernawati, dalam siaran persnya, Jumat (14/10/2022).

Dikatakan Erna, SOTH dilaksanakan secara bertahap, tertata dan terukur, disertai pre test dan post test. Dengan demikian hasil pembelajaran dapat terpantau dengan baik. Pertemuan SOTH dilakukan secara tatap muka sebanyak 14 (empat belas) kali, SOTH juga memiliki syarat kelulusan salah satunya dari kehadiran.

Selama empat belas kali pertemuan, kata Erna, banyak informasi penting yang didapatkan peserta SOTH. Antara lain tentang Perencanaan Hidup Berkeluarga; Memahami Konsep Diri yang Positif dan Konsep Pengasuhan; Peran Orangtua dan Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan; Menjaga Kesehatan Anak Usia Dini; Pemenuhan Gizi Anak Usia Dini; Perilaku Hidup Bersih dan Sehat; Stimulasi Gerakan Kasar dan Gerakan Halus; Komunikasi Aktif, Komunikasi Pasif dan Kecerdasan; Menolong Diri Sendiri Dan Tingkah Laku Sosial; Pengenalan Kesehatan Reproduksi pada Anak Usia Dini; Perlindungan dan Partisipasi Anak, Menjaga Anak dari Pengaruh Media, hingga pembentukan Karakter Anak pada Usia Dini,” jelas Erna.

Tidak berhenti pada pilot project di 3 wilayah saja, tahun 2022 ini, program SOTH terus dikembangkan dengan peresmian SOTH lainnya di 30 wilayah kabupaten/kota di Jawa Timur. Total seluruhnya kurang lebih 1.300 peserta didik SOTH akan memperoleh pengetahuan tentang pendidikan dan pengasuhan anak usia dini yang luar biasa manfaatnya bila diterapkan secara konsisten untuk mengoptimalkan proses tumbuh kembang buah hati.

Sinergi dengan PKK

Sukses pengembangan Program SOTH di Jawa Timur tidak lepas dari peran dan dukungan mitra serta lintas sektor terkait. Peranan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur dan jajarannya, perguruan tinggi, Forkopimda kabupaten kota hingga level kecamatan dan desa, penyuluh keluarga berencana dan kader menjadi kunci sukses dalam aktualisasi program SOTH.

“Terimakasih atas perhatian dan dukungan yang luar biasa dari mitra dan lintas sektor, terutama kepala daerah, Tim Penggerak PKK, penyuluh KB dan kader. Karena penyelenggaraan SOTH di tahun 2022 ini tidak luput dari dukungan APBD, sehingga tidak mungkin berjalan tanpa adanya komitmen dan dukungan kepala daerah serta jajaran terkait,” kata Erna.

Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak saat menghadiri peresmian SOTH  baru-baru ini mengutarakan rasa bangganya atas pencapaian orang tua yang telah berhasil lulus Sekolah Orang Tua Hebat. Menurutnya kelas pengasuhan seperti SOTH dibutuhkan untuk orang tua karena semua orang tua menginginkan yang terbaik bagi anak. Akan tetapi dengan niat dan keinginan saja tidak cukup, sehingga perlu pendidikan pengasuhan salah satunya melalui SOTH.

“Sekolah Orang Tua Hebat atau SOTH sangat penting dan bermanfaat untuk ibu-ibu milenial yang memiliki balita, karena pengetahuan dan keterampilan dalam mengasuh anak harus dipelajari untuk meningkatkan kualitas pengasuhan” ujar istri Wakil Gubernur Jawa Timur tersebut.

Para orang tua hebat yang telah mengikuti SOTH diharapkan bisa menjadi pionir atau role model bagi orang tua lain di wilayah masing-masing. Sebab kesadaran dan pemahaman masyarakat adalah kunci utama dalam upaya mencegah dan mengatasi stunting sehingga dapat terbentuk anak-anak yang sehat dan berkualitas.

Sebagai informasi, berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia tahun 2021, angka prevalensi stunting di Jawa Timur adalah 23,5 persen. Terjadi penurunan dari tahun 2019 dimana prevalensi balita stunting masih berada pada angka 27,67 persen. Pemerintah terus berupaya menurunkan angka stunting dengan menargetkan angka prevalensi stunting turun hingga angka 14% pada tahun 2024. 

“BKKBN ditunjuk untuk mengawal percepatan penurunan stunting. Oleh sebab itu BKKBN menggagas SOTH sebagai salah satu solusi untuk percepatan penurunan stunting, hal ini perlu keterlibatan aktif serta kolaborasi multisektor termasuk di dalamnya peran serta masyarakat. Saya optimis melalui SOTH angka stunting di Jawa Timur dapat diturunkan,” pungkas Erna.(sti)

 

#bkkbn