Sabtu, 20 April 2024

BKKBN Jatim Latih 100 Bidan Pelayanan KB Implan dan IUD

Diunggah pada : 4 November 2022 13:49:18 180
BKKBN Latih 100 Bidan Pelayanan KB Implan dan IUD

Jatim Newsroom - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kantor perwakilan Provinsi Jawa Timur, melatih 100 orang Bidan terpilih dari seluruh Jawa Timur untuk mendapatkan pelatihan pelayanan Kontrasepsi KB Implan dan IUD (intrauterine device). Selama delapan hari, 100 bidan tersebut dilatih oleh lima orang fasilitator yang terdiri dari dua dokter spesialis kandungan dan tiga bidan profesional.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, melalui Koordinator Bidang Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Sukamto, mengatakan pelatihan pelayanan kontrasepsi ini merupakan salah satu strategi untuk percepatan penurunan angka stunting di Jawa Timur. BKKBN selama ini memiliki dua kegiatan, yaitu kegiatan bidang pelatihan dan pengembangan, serta kegiatan pelatihan tim pendamping keluarga dan pelayanan kontrasepsi.

"Kegiatan ini dimulai sejak bulan Juni 2022, sampai terakhir penutupan pada bulan November 2022 ini. Kegiatan terbagi dalam lima angkatan," terang Sukamto, di Surabaya, Jumat (4/11/2022).

Sukamto menjelaskan, sebagaimana Perpres 72 tahun 2021 tentang penurunan stunting, bahwa target prevalensi angka stunting di Indonesia pada 2024 adalah 14%. Sementara berdasarkan angka dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, kasus tunting di Jawa Timur masih ada 23,5%.

Oleh karena itu, dalam Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI), sebanyak 93.729 Tim Pendamping Keluarga (TPK) di Jawa Timur terus melaksanakan pendampingan keluarga berisiko stunting, pendampingan semua calon pengantin/calon Pasangan Usia Subur (PUS) dan surveilans keluarga berisiko stunting. Mereka terdiri dari unsur Bidan/Tenaga Kesehatan lainnya, TP-PKK dan Kader KB dengan diperkuat oleh Tim.

"Kami juga sangat prihatin di Jatim angka pernikahan usia dini masih tinggi. Dari Pengadilan Tinggi Agama Surabaya, bulan Januari hingga Agustus 2022 ada 10.275 kasus pengajuan dispensasi nikah dan dikabulkan sebanyak 9.863 kasus," ungkap Sukamto.

Saat ini, kata Sukamto, ada 10 Kabupaten/Kota dengan angka pernikahan dini tertinggi di Jatim dan ini linier dengan masih tingginya angka stunting di daerah tersebut. Pasangan Usia Subur (PUS) yang nikah dini sangat berpotensi melahirkan anak-anak yang stunting. Oleh karena itu BKKBN mengharapkan dukungan ibu-ibu bidan untuk membantu memberikan Penyuluhan/Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat akan pentingnya Pendewasaan Usia Pernikahan (PUP). BKKBN telah menganjurkan usia ideal menikah bagi wanita, yaitu di usia 21 tahun dan pria usia 25 tahun.

Selain itu, berdasarkan data Sistem Informasi Keluarga (SIGA)-YAN KB per September 2022, tercatat jenis KB yang paling banyak diminati adalah suntik sebesar 71.330 atau 45,42 persen, implan sebesar 33.166 atau 21.12 persen, Pil KB sebesar 22.312 atau 14.21 persen, IUD sebesar 20.724 atau 13.20 persen.

"Maka bekerjasama dengan beberapa fasilitator yang terdiri dari dua orang Dokter Sp.OG dan tiga Bidan profesional, diharapkan 100 bidan peserta pelatihan pelayanan kontrasepsi ini bisa melayani pemasangan Implan dan IUD di daerah mereka masing-masing," jelasnya.

Sementara Ketua PD IBI Provinsi Jawa Timur, Lestari, menyampaikan banyak terima kasih kepada Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur yang telah memfasilitasi dalam peningkatan kualitas bidan di Jawa Timur.

"Ibu-ibu bidan yang terpilih mengikuti pelatihan ini sangatlah beruntung, sebab dari 36 ribu bidan di Jawa Timur hanya 100 orang yang terpilih mengikuti pelatihan pelayanan kontrasepsi secara gratis oleh para fasilitator yang sudah direkomendasikan oleh Kemenkes dan mendapatkan sertifikat yang terakreditasi," tuturnya. (her/s)

#bkkbn