Kamis, 28 Maret 2024

Berkreasi Tanpa Batas, Despro ITS Geber Karya Mahasiswa

Diunggah pada : 20 Juni 2022 10:41:36 133
Muhammad Sufyan Mumtaz, salah satu mahasiswa Despro ITS, mempersembahkan hasta karya miliknya dalam Pameran Akhir Semester

Jatim Newsroom-Penghujung semester menjadi hal yang dinantikan setiap mahasiswa setelah melewati kesibukan dunia perkuliahan. Melepas penat mahasiswa dari rutinitas kampus, Departemen Desain Produk Industri (Despro) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengajak mahasiswanya unjuk kreativitas dalam karya desain melalui Pameran Akhir Semester. 

Bertempat di Gedung Desain Produk ITS, pameran ini dilaksanakan empat hari berturut-turut. Berangkat dari penugasan dalam kelas, Pameran Akhir Semester berujung menjadi pembuktian kreativitas tanpa batas mahasiswa. Tak hanya menampilkan karya mahasiswa, pameran ini juga dimeriahkan dengan _fashion show_, parade, dan hiburan dari mahasiswa. 

Selaku koordinator pameran, M Yoma Alief Samboro ST MDs mengungkapkan bahwa pameran ini bertujuan utama untuk mengenalkan Departemen Despro ITS kepada masyarakat umum. “Bahwa Despro bukan hanya mendesain suatu produk tapi lebih dari itu,” tekannya, Senin(20/6/2022).

Dihadiri oleh hampir 500 pengunjung, Yoma menjelaskan, pameran ini juga menjadi sarana menumbuhkan rasa percaya diri mahasiswa bahwa produk yang dihasilkan layak untuk dipamerkan. Oleh karena itu, dalam pameran yang diselenggarakan di ruang 103-105 dan ruang 109 Gedung Despro ini menampilkan buah karya setiap mahasiswa tanpa terkecuali. “Kita harus membangun iklim di mana mahasiswa berani unjuk gigi,” tegasnya. 

Meskipun diselenggarakan dalam format yang sederhana, Pameran Akhir Semester Despro menampilkan hasta karya mahasiswa yang beraneka ragam. Adapun fokusan karya terbagi sesuai dengan mata kuliah yang diambil. Yakni mata kuliah perancangan utama terdiri dari Desain Produk 1 dan Desain Produk 3, serta mata kuliah peminatan.

Pada mata kuliah Desain Produk 1 misalnya, produk dalam mata kuliah ini sejak awal disinkronkan dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) daerah. Yoma mencontohkan UMKM di Sidoarjo dan Surabaya yang mayoritas bergerak di bidang _apparel_, tas, dekorasi rumah, dan sebagainya. 

Dari berbagai UMKM tersebut, mahasiswa diberikan kebebasan untuk menentukan UMKM yang ingin dipilih. Menariknya, mahasiswa dapat memperoleh tambahan wawasan dan keterampilan membuat produk secara langsung.

Selanjutnya, mahasiswa dapat melakukan tahap wawancara produsen, mempelajari pemasaran produk, target pasar, bahan, dan sebagainya. _Co-Founder_ MAW WOODEN CO ini menjelaskan tujuan kolaborasi ini adalah eksplorasi bentuk dan _styling design_ sesuai dengan material UMKM untuk membantu mengembangkan produk UMKM tersebut. “Sehingga mahasiswa dapat membuat desain baru sesuai pasar yang diunggulkan oleh UMKM tersebut,” jelasnya.

Berbeda dengan mata kuliah Desain Produk 1, Yoma menjelaskan bahwa mata kuliah Desain Produk 3 mengarahkan mahasiswa untuk menyelesaikan suatu problematika yang erat dengan isu sosial budaya di masyarakat. Misalnya, perancangan alat yang bisa digunakan untuk bekerja secara lesehan. Isu ini sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia yang lebih suka lesehan. Maka dibuatlah meja kerja yang dapat diatur ketinggiannya dan dilengkapi dengan banyak laci sehingga bisa memuat peralatan kerja yang dibutuhkan.

Tidak hanya terjun dalam perancangan produk, mahasiswa juga turut berkreasi dalam eksplorasi bahan hingga manufaktur produk yang dirancang. Yoma mengungkapkan, mahasiswa diberikan kebebasan untuk melakukan manufaktur mandiri atau meminta bantuan dari pengrajin. Sebab, menurutnya, fasilitas yang ada di Despro sudah cukup untuk menunjang mahasiswa dalam melakukan manufaktur mandiri. 

Yoma berharap Departemen Despro ITS lebih dikenal di masyarakat dengan perspektif yang lebih luas. Karena tugas Despro bukan hanya membuat kemasan tetapi juga merancang dan menciptakan produk dengan standar berkualitas. 

Ia juga berharap produk yang dihasilkan mahasiswa dapat diapresiasi oleh masyarakat luar. Lebih baik lagi, lanjutnya, apabila produk tersebut mendapatkan tawaran untuk diproduksi lebih banyak dan dipasarkan pada masyarakat. “Secara tidak langsung, kita turut mengajak masyarakat menjadi lebih baik,” ujarnya.

 Bukan hanya belajar konsep maupun teori, tetapi juga menghasilkan sesuatu yang nyata dan bisa digunakan. Oleh karena itu, Yoma mengimbau kepada mahasiswa untuk selalu totalitas dalam mengerjakan setiap tugas. “Bisa jadi penugasan itu adalah jalan untuk mendapatkan relasi baru,” tutupnya. (mad/hjr)

 

#its