Rabu, 24 April 2024

Berhasil Wujudkan Nawa Bhakti Satya, Wagub Emil : Buah Kerja Keras Kolektif Pemerintah dan Elemen Masyarakat

Diunggah pada : 24 Februari 2023 14:48:58 147
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak di Ruang Kerja Wagub Gedung Negara Grahadi, Kamis (23/2/2023).

Jatim Newsroom - Sembilan janji kampanye Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak yang terangkum dalam Nawa Bhakti Satya telah berhasil diwujudkan. Visi yang telah dicanangkan sejak masa kampanye tersebut telah mampu diwujudkan melalui berbagai program kerja yang terukur dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemprov Jatim.

Pencapaian target IKU Jawa Timur hingga Februari 2023 ini tercatat telah melebihi target. Secara rinci, terdapat 11 Indikator Kinerja Utama (IKU). Yakni dalam Indeks Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Theil, Persentase Penduduk Miskin, Indeks Gini, Indeks Pembangunan Gender, Indeks Pembangunan Manusia, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Indeks Reformasi Birokrasi, Indeks Kesalehan Sosial, Indeks Kualitas Lingkungan Hidup, serta Indeks Resiko Bencana.

"Ini merupakan pencapaian kolektif pemerintah dan seluruh elemen masyarakat serta stakeholder dan instansi lain yang telah bermitra dengan kita. Tentunya ada rasa haru, selama empat tahun ini ada banyak sekali hal yang kita capai bersama," ujar Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak di Ruang Kerja Wagub Gedung Negara Grahadi, Kamis (23/2/2023).

Lebih lanjut disampaikan Wagub Emil, berdasarkan capaian IKU Jatim, indeks pertumbuhan ekonomi Jatim mampu bergerak progressif kendati dalam tekanan pandemi dan resesi global. Pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Jatim terdongkrak hingga 5,34% setelah pada tahun 2020 mengalami kontraksi sangat dalam hingga -2,33%. Capaian pertumbuhan ekonomi Jatim di tahun 2022 ini telah melebihi target minimum di tahun yang sama sebesar 4,42%.

“Pencapaian ini tidak hanya istimewa lantaran tumbuh signifikan, tetapi juga karena pertumbuhan ekonomi Jatim lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional di angka 5,31%,” jelas Wagub Emil.

Capaian IKU yang kedua ialah Indeks Theil atau ketimpangan wilayah yang berhasil mencapai angka di bawah 0,4 atau tergolong ketimpangan rendah. Indeks ketimpangan wilayah pada saat Gubernur Khofifah memimpin di tahun pertama mencapai 0,3179 dan menurun pada tahun 2021 menjadi 0,3123.

Ketiga, keberhasilan dalam bidang penurunan angka kemiskinan juga dibuktikan duet Khofifah – Emil dengan penurunan angka kemiskinan 0,10% dari 10,59 pada September 2021 menjadi 10,49 pada September 2022. Dari angka tersebut, penurunan kemiskinan menyasar 23,09 ribu penduduk Jatim.

"Alhamdulillah, angka kemiskinan di Jatim telah berhasil ditekan hingga mendekati kondisi sebelum Pandemi Covid-19," imbuhnya.

Capaian menggembirakan juga ditunjukkan pada indeks gini atau ketimpangan pengeluaran penduduk Jatim yang turun 0,001 dari 0,366 pada maret 2020 menjadi 0,365 pada September 2020. Jatim menjadi satu-satunya provinsi di Pulau Jawa yang selama periode tersebut berhasil menurunkan indeks gini.

Sedangkan Indeks Pembangunan Gender (IPG) Jatim pada tahun 2021 sebesar 91,67 berhasil melampaui IPG Nasional sebesar 91,27. Selama kepemimpinan Khofifah - Emil, IPG Jatim terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2019, IPG Jatim berada di angka 90,91 dan di tahun 2020 naik menjadi 91,07.

Selain IPG, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jatim yang juga secara konsisten naik dari tahun pertama Khofifah – Emil memimpin tahun 2019 hingga tahun 2022. Secara berurutan, kenaikan IPM Jatim pada 2019 berada pada angka 71,50, tahun 2020 sebesar 71,71, tahun 2021 sebesar 72,14 dan tahun 2022 sebesar 72,75. Capaian ini juga telah memenuhi target minimum tahun 2022 sebesar 72,28.

Di saat beberapa daerah kesulitan menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) imbas pandemi covid-19 yang melanda, Jatim berhasil menurunkan TPT  hingga 25 ribu orang pada tahun 2021 ke tahun 2022. Penurunan TPT ini juga terjadi pada lulusan SMK yang semula cukup tinggi. Sejak tiga tahun terakhir, penurunan TPT SMK berhasil diwujudkan secara konsisten dari tahun 2020 sebesasr 11,89%, tahun 2021 turun menjadi 9,54% dan tahun 2022 menjadi 6,7%.

Capaian manis juga tercatat pada indikator kedelapan yakni Indeks Reformasi Birokrasi (IRB). Jatim berhasil meningkatkan penilaian dari tahun 2021 sebesar 76,71 naik menjadi 80,01 pada tahun 2022. Pencapaian itu juga selaras dengan berbagai prestasi. Di antaranya ialah penilaian akuntabilitas kinerja Pemprov Jatim yang selama delapan kali berturut mendapatkan nilai A dan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang berhasil diraih selama 11 kali.

Selanjutnya pada Indeks Kesalehan Sosial (IKS) yang meliputi solliditas sosial, toleransi, kerjasama, di tengah-tengah dan stabilitas. Dari seluruh indikator tersebut, IKS Jatim pada tahun 2021 naik signifikan di angka 66,33 dari tahun 2020 sebesar 63,50. Menyusul Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) yang meliputi indeks kualitas air, indeks kualitas udara , indeks kualitas lahan, dan indeks kualitas air laut.

Skor IKLH Jatim tahun 2022 sebesar 69,92 naik dari tahun 2021 yang sebesar 68,29. Peningkatan ini sangat signifikan dibandingkan kenaikan tiga tahun terakhir sejak 2019.

Indikator terakhir yakni Indeks Resiko Bencana (IRB) yang mencapai 108,69 pada tahun 2022. Angka tersebut jauh menurun dibandingkan tahun 2021 sebesar 117,26 dan tahun 2020 sebesar 126,42.

Pencapaian-pencapaian ini tidak terlepas dari bagaimana perencanaan pembangunan daerah yang disusun dengan cermat dan tidak serampangan. Sebab, proses perencanaan ini menyangkut hajat hidup masyarakat Jatim.

"Tahun lalu, (perencanaan) kita dinilai sangat baik sekali. Tahun ini harus lebih baik lagi. Saya menilai teman-teman (bappeda) telah melakukannya dengan sangat baik. Semoga Bappenas juga menilai demikian," ujarnya.

Wagub Emil menjelaskan, dalam menyusun perencanaan pembangunan daerah Jatim, terdapat dua metode yakni top down dan bottom up. Top down berisikan program prioritas nasional yang diturunkan ke provinsi. Sehingga terdapat kesinambungan antara program nasional hingga ke daerah.

Sedangkan bottom up berisikan usulan-usulan yang dihimpun dari Musrenbang di tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten. Usulan tersebut kemudian diinput ke dalam SIPD.

"Saya lihat hampir 70% usulan yang masuk ke SIPD bisa diakomodir. Artinya sosialisasi kita telah berjalan dengan baik, sehingga yang menginput usulan memiliki pemahaman yang baik. Di sisi lain, komitmen kita untuk mewujudkan itu dijaga setinggi mungkin," jelasnya.

Satu hal yang membuat Wagub Emil bangga ialah perencanaan pembangunan daerah yang telah disusun memiliki keterhubungan dengan berbagai elemen.

"Perencanaan dibuat dengan kompleksitas untuk memastikan nyekrup. Saya senang dari semua yang dilakukan ini keliatan nyekrupnya. Dengan pondok pesantren nyekrup, dunia usaha nyekrup, BUMN nyekrup, TNI, Polri, dan Kejaksaan nyekrup, semua nyekrup," tandasnya. (red)

#Emil Elestianto Dardak #Wakil Gubernur Jatim