Jatim Newsroom - Setidak-tidaknya ketersediaan beras aman hingga Lebaran 2024. Apalagi, Maret bulan depan sudah memasuki panen raya. Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Disperdagkum) Ponorogo juga sudah memantau langsung stok beras di pasaran.
‘’Kami pantau langsung ke sejumlah pasar tradisional sampai tempat penggilingan padi,’’ kata Kepala Bidang Perdagangan di Disperdagkum Ponorogo Niswandri Prasojo, Kamis (22/2/2024).
Menurut Andri –sapaan Niswandri Prasojo, harga beras di pasaran masih cukup tinggi melampaui harga eceran tertinggi (HET). Namun, kemahalan itu di kisaran Rp 500 per kilogram. Dia mencermati harga beras menunjukkan tren menurun yang menandakan ketersediaan barang mencukupi. ‘’Kami memprediksi harga akan terus turun karena Maret sudah memasuki panen raya,’’ terangnya.
Dia menyebut kenaikan harga beras akhir-akhir ini akibat faktor cuaca yang tidak mendukung. Bersamaan itu, kebutuhan masyarakat meningkat yang tidak berimbang dengan tingkat pasokan. ‘’Bicara harga beras tidak dapat lepas dari harga gabah yang merupakan bahan bakunya. Harga gabah naik, maka harga beras pasti naik karena satu kesatuan komoditas,’’ jelas Andri.
Masih kata dia, rapat besar sempat digelar pada Rabu (21/2/2024) di Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Madiun untuk memastikan keamanan stok beras di pasaran menjelang Hari Raya Idul Fitri 2024. Rapat itu diikuti perwakilan dari Bulog Jawa Timur dan disperindag kabupaten dan kota di wilayah Madiun. ‘’Inti dari hasil rapat adalah persediaan beras dari program SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) masih aman,’’ ungkapnya.
Sementara itu, Suhartiningsih, pedagang beras di Pasar Legi Ponorogo, membenarkan harga beras berangsur turun. Beras medium yang awalnya bertengger di harga Rp 14.500 per kilogram, sekarang ini tinggal Rp 14.200 dengan berat satuan yang sama. Sedangkan beras premium semula Rp 15.100 per kilo turun menjadi Rp 14.800. ‘’Biasanya terus turun, apalagi kalau petani mulai panen padi,’’ ujarnya. (why/hjr)