Selasa, 5 November 2024

Drs Peni Suparto MAP Memimpin dan Melahirkan Prestasi

Diunggah pada : 16 Mei 2009 12:06:14 25

Menjadi seorang pemimpin, sesungguhnya merupakan amanah dari masyarakat yang harus dijalankan dengan baik. Itulah prinsip yang dianut Drs Peni Suparto MAP. Prinsip itu juga yang tetap dipegangnya ketika kini menjabat sebagai Walikota Malang.Pria kelahiran Kediri, 14 Agustus 1947 ini juga dikenal sebagai sosok dengan banyak kemampuan atau talenta. Ia juga ramah. Sesekali ia menjawab beberapa pertanyaan dengan senda gurau dan canda. Suami Dra Heri Pujiutami MAP ini mengawali pendidikannya dari Sekolah Pendidikan Guru (SPG).Bebekal itu ia mengawali kariernya sebagai guru SD di Blitar Selatan pada 1965. Lalu melanjutkan kuliah di Insitut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang pada 1966 lulus tahun 1970 dan mendapat gelar Sarjana Muda.Usai lulus, pria yang gemar bercocok tanam ini kembali mengajar sebagai guru. Namun saat itu tidak lagi mengajar sebagai guru SD, melainkan guru di SMEA Srengat Blitar selama empat tahun, 1970 hingga 1974. Saat memasuki tahun 1974, sempat menjadi Asisten Dosen di IKIP Malang selama dua tahun hingga diangkat menjadi dosen di IKIP pada 1 Oktober 1980.Pada tahun 1999, ayah Titis Sinta Dewi, SE MM dan Tatas Sakti Wibowo ini akhirnya terjun ke dunia politik dengan mengawali karier sebagai anggota DPR Komisi VII di Panitia Anggaran (Panggar).Usai merampungkan tugasnya sebagai anggota parlemen, ia balik lagi ke Kota Malang. Tidak berhenti di situ, tahun 2003 ia dipilih dan dilantik oleh DPRD Kota Malang untuk menjadi Walikota sampai dengan 2008.Selama menjabat sebagai Walikota Malang, pria yang akan memasuki usia 63 tahun pada Agustus mendatang ini tercatat menuai banyak keberhasilan. Hinggga saat dilaksanakannya pemilihan walikota secara langsung, Peni kembali dipercaya oleh masyarakat Kota Malang untuk menjabat kembali pada periode keduanya, yakni tahun 2009-2014.SejarawanPeni Suparto juga dikenal sebagai seorang sejarawan, penulis, seniman, dan budayawan. Dengan multi talenta yang dimilikinya, banyak pula karya yang lahir dari tangannya, mulai dari lukisan, buku, hingga lagu. Dalam menjalani hidup sebagai seorang sejarawan, ia sangat menggemari kisah perjuangan dan sejarah bangsa. Saat diwawancarai, ia menceritakan tentang kisah Mpu Tantular yang telah mengilhaminya untuk menulis sebuah buku berjudul Warisan Mpu Tantular pada tahun 2005.Dari kepiawaiannya menulis buku, ia sempat menerbitkan beberapa buku lain, yakni Merajut Masa Depan Kota Malang (2004), Menatap Globalisasi, Bagaimana Terhindar dari Krisis Global (2007), Malang 1000 Bunga (2008), dan Demokrasi di Bumi Arema (2008).Untuk kemampuan seni, lebih memfokuskan diri pada bidang seni lukis. Sejak muda ia memang sudah gemar menggambar. Beberapa karyanya masih ada dan terpajang di beberapa tempat di Kota Malang. Saat ini, juga kerap menjadi kurator lukisan yang akan dipamerkan di Malang.Walikota yang satu ini juga dikenal sebagai seorang budayawan. Kisahnya berawal dari kegemarannya membaca pewayangan. Kegemaran itu juga yang kemudian membuatnya sempat terjun sebagai dalang. Selain itu, ia juga pernah mencoba dunia tarik suara hingga menghasilkan banyak lagu di tiga buah album kompilasi.PrestasiApa prestasi terbaik dalam hidupnya? ”Prestasi yang terbaik baginya, saat seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Malang dapat bekerjasama dengan baik dengan hasil yang luar biasa,” katanya.Ia kemudian menunjuk bukti saat menjabat pada 2005, Kota Malang mendapatkan enam buah penghargaan. Pada 2006 menjadi 17 penghargaan, dan tahun 2007 meningkat mencapai 64 buah penghargaan. Tahun 2008, penghargaan bagi Kota Apel pun meningkat 100% menjadi 135 buah penghargaan. Untuk tahun 2009, sampai dengan kuartal I, yakni 1 Januari-31 Maret, penghargaan yang telah diraih telah mencapai 43 buah.Menurut nya, dengan banyaknya penghargaan yang diterima, Kota Malang pun akhirnya mendapatkan julukan sebagai Kota Prestasi. Banyaknya prestasi yang diraih akhirnya menjadi dasar pertimbangan, sehingga Kota Malang terpilih menjadi tuan rumah Pekan Informasi 2009.Sejak peringatan HUT Kota Malang pada 1 April 2009 lalu, Kota Malang kini juga memiliki slogan khusus, yakni Malang Asoy. Dengan slogan itu ia berharap Kota Malang dapat menjadi tempat investasi yang aman bagi para investor. Maksudnya, siapapun yang berkunjung dapat menikmati berbagai sarana dan wisata dengan nyaman.Tentang KIMPeni juga bicara tentang Kelompok Informasi Masyarakat (KIM). Apa katanya? ”Pada dasarnya KIM adalah suatu lembaga layanan publik yang dibentuk dan dikelola dari oleh dan untuk masyarakat yang secara khusus berorientasi pada layanan informasi dan pemberdayaan masyarakat,” tuturnya.Secara nasional KIM sebagai penunjang dan implementasi dari UU No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang mempunyai tiga pilar utama yaitu transparansi, partisipasi dan akuntabilitas publik.Sejak didirikan KIM pada tahun 2006, hingga kini di Kota Malang terdapat enam KIM yang telah berkembang dan dibina Pemkot Malang melalui Dinas Kominfo. Adanya KIM ia harapkan berdampak pada tingkat partisipasi masyarakat Kota Malang yang saat ini cukup tinggi.”KIM mempunyai banyak dampak atau multi efek sebagai saluran informasi di masyarakat,” katanya.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait