Selasa, 5 November 2024

Drs H Masyhar, KIM Prameta Percaya pada Potensi Masyarakat

Diunggah pada : 16 Mei 2009 12:06:34 10

Penampilannya bersahaja. Namun di balik kesederhanaan itu banyak ide cemerlang bermunculan, khususnya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitarnya. Itulah sososk Drs H Masyhar. Ia percaya, potensi yang ada di masyarakat pasti dapat dikembangkan jika ada niat dan upaya nyata. Keyakinan itulah yang memotivasi pria kelahiran Tuban 29 Maret 1964 ini mendirikan Kelompok Informasi Masyarakat. Namanya KIM Prameta, singkatan dari Prambon Wetan. Bersama 10 kawannya ia berupaya memberdayakan potensi desanyaKIM Desa Prambon Wetan, Kec Rengel, Tuban yang ia bina, kini telah menjadi KIM terbaik dan memperoleh juara pertama pada Lomba Cerdik Komunikatif (LCK) yang digelar Dinas Kominfo Jatim di Bakorwil II Bojonegoro. Kemenangan diraih setelah menyingkirkan Lamongan, Jombang, Bojonegoro, Kabupaten Mojokerto, dan Kota Mojokerto.KIM Prameta berhasil mengembangkan budidaya dan penggemukan khusus sapi limosin. Untuk itu suami Untea bersama kawan-kawannya mencari informasi tentang cara penggemukan sapi limosin yang terbaik melalui media internet. Masyhar yang sehari-harinya petani padi, bercerita, awalnya para anggota membeli sapi usia 8 bulan dengan harga Rp 8 juta. Dengan nutrisi seperti ubi atau ketela, katul (kulit padi), bungkil (bonggol jagung), daun kedelai, dan jerami (daun padi), sapi limosin usia satu sampai satu setengan tahun sudah tampak besar dan gemuk. Bila dijual harganya bisa Rp 12-13 juta.Kini tiap kelompok terdiri 10-15 orang mampu menjual sapi yang telah digemukkan. Setelah enam bulan keuntungan mencapai Rp 10 juta, cukup menambah penghasilan masyarakat. Gunakan ITKini pengurus KIM Prameta berjumlah tujuh orang dengan anggota 229 orang dari 15 kelompok. “Untuk memasarkan sapi yang telah digemukkan, saya bersama pengurus membantu penjualan lewat internet,” kata Masyhar. Menurut dia, jika dijual secara manual atau menunggu pembeli datang, membutuhkan waktu cukup lama, bisa dua tahun. Namun dengan menggunakan media promosi lewat internet, jual beli dapat dilakukan lebih cepat, hanya dalam waktu enam sampai delapan bulan.Selain usaha penggemukan sapi, KIM Prameta juga mengembangkan kelompok menjahit dan usaha kerupuk. Jika dilihat dari segi keberhasilan, saat ini yang lebih tampak memang program penggemukan sapi limosin. Ia berharap usaha yang lain juga dapat berkembang lebih baik dan bersinergi dengan usaha penggemukan sapi. “Semoga upaya yang telah saya lakukan melalui KIM ini dapat membantu perekonomian dan menambah penghasilan masyarakat yang rata-rata petani padi dengan penghasilan yang masih sangat rendah,” ungkapnya penuh harap. Bantuan PemerintahDalam mengembangkan usaha penggemukan sapi, bapak dari Arif Harunain (SMA kelas 2) dan Faidful Harun (SD kelas 5), juga mengajukan bantuan pada pemerintah. Usai terbentuknya KIM Prameta, ia bersama pengurus mengajukan dana bantuan pada Departemen Sosial RI. Alhasil, waktu itu bantuan turun Rp 240 juta bagi empat kelompok peternak sapi limosin, yakni Sri Huning, Mekar Jaya, Anggrek, dan Flamboyan, masing-masing mendapatkan Rp 60 juta.Untuk meningkatkan pengetahuan dan informasi, pada 2007 ia juga melakukan kerjasama dengan Badan Pengelola Data Elektronik (BPDE) Jatim membentuk telecenter atau pusat infomasi masyarakat menyerupai warnet namun multifungsi, yakni untuk pelatihan atau soialisasi.Selain itu, dalam pembinaan KIM, dibantu Dinas Kominfo Tuban. Ia menuturkan, bantuan yang diberikan sangat banyak, misalnya pembinaan dengan mendatangkan pelatih hingga bantuan dana untuk dapat mengikuti lomba cerdik komunikatif (LCK).Dengan berbagai bantuan seperti akomodasi dari Diskominfo Tuban, KIM Prameta pun kini telah menyandang gelar juara pertama sebagai KIM terbaik dari seluruh KIM di Bakorwil II Bojonegoro. Dari perlombaan tersebut, KIM nya mendapatkan hadiah uang sebesar Rp 7,5 juta dipotong pajak hadiah sebesar 25%.Selanjutnya KIM Prameta melaju pada babak grand final LCK di Kota Malang pada 29 Mei, diikuti oleh tiga KIM juara pertama dari Bakorwil I, III, dan IV. Grand final dilangsungkan di GOR Ken Arok sehari sebelum pembukaan Pekan Informasi 2009 yang dibuka oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada 30 Mei.Dengan adanya lomba cerdik komunikatif, ia berharap melalui lomba yang baru pertama kali diikutinya ini, ia mendapatkan pengalaman luar biasa, dapat berbagi informasi dan tukar pengetahuan antar-KIM sehingga wawasan dan potensi masyarakat dapat dikembangkan.”Saya bangga atas kemenangan ini, karena dengan KIM ini saya juga dapat membantu memberikan informasi pada masyarakat,” ujarnya. Soal hadiah uang? “Hadiah uang itu cuma bonus saja kok, yang penting masyarakat sukses, itu sudah cukup,” katanya sembari tersenyum.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait