Selasa, 5 November 2024

KIM LESTARI EKSIS SEJAK KELOMPENCAPIR

Diunggah pada : 16 Mei 2009 12:06:46 9

Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Lestari berdiri sejak 31 Agustus 2006. Namun, KIM Lestari ini telah eksis sejak 1993 dengan nama Kelompen Capir Lestari. Kemudian tahun 2001 berubah nama menjadi Kesima Lestari dan pada 2004 menjadi Infokom Lestari. Bagaimanakah kiprahnya selama ini?Dengan penuh semangat, sekitar 26 anggota KIM Lestari yang berasal dari Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang berbondong-bondong mengikuti verifikasi Lomba Cerdik Komunikatif (LCK) di Bakorwil III Malang, Jumat (15/5). Antusiasme mereka tampak dari kekompakan saat meneriakkan yel-yel kelompok yang tidak dilakukan oleh peserta lain.Ketua KIM Lestari, Budi Prihatminingsih SE MAB menuturkan, KIM yang diasuhnya masuk peringkat empat besar dan melaju ke babak LCK, dan menjadi juara kedua. Mayoritas mata pencaharian masyarakat di Kelurahan Tunjungsekar sebagai penjahit. Warga yang tergabung dalam Lestari pun terus melakukan koordinasi agar tetap bisa berkarya dan menambah penghasilan. Lestari senantiasa berupaya menyampaikan informasi dari pemerintah ke masyarakat, dan sebaliknya. Usaha pemberdayaan masyarakat melalui produk unggulan manisan kencur, kunir, jahe instan, kripik buah, dan peyek pun berhasil.Tunjungsekar sebagai tempat tinggal mereka awalnya masih tergolong Inpres Desa Tertinggal (IDT). Namun, seiring perkembangan zaman, melalui KIM Lestari, Tunjungsekar lebih maju, baik dari segi ekonomi, prestasi, hingga teknologi informasi.Produk unggulan yang mereka produksi, pada dasarnya dibuat dari bahan yang mudah didapat. Berawal dari tanaman obat keluarga (Toga), seperti jahe, kencur, dan kunir yang banyak dihasilkan daerah mereka. Muncullah ide untuk mengolahnya menjadi produk yang lebih punya nilai jual.Pelbagai inovasi pun dilakukan. Bahan-bahan diolah menjadi makanan berupa manisan dan serbuk untuk minuman. ”Sebenarnya, di daerah lain juga telah banyak dikembangkan produk makanan dan minuman yang sama. Namun, milik Lestari lebih baik karena tidak menggunakan bahan pengawet atau bahan kimia,” ungkap Ketua KIM yang akrab disapa Titin.Masa kadaluarsa makanan dan minumannya bisa bertahan sampai dua bulan. Agar dapat lebih awet dan tahan lama, Lestari memiliki tips pada proses pembuatan atau pengolahan dengan memakai bahan-bahan pilihan dan higienis, sehingga produk dapat lebih tahan lama. Harga jualnya rata-rata berkisar Rp 5.000 untuk kemasan bungkus plastik dan Rp 10.000 untuk kemasan toples kaca ukuran kecil.Sentuhan KIM Lestari dengan teknologi informasi bisa dilihat dari upaya mereka meluaskan daerah pemasaran. Untuk memasarkan produk berbahan Toga ini mereka melakukan promo di Malaysia pada 2006 yakni dengan Malaysia External Trade Development Corporation. Dari promo tersebut, kini KIM Lestari mengupayakan pemasaran produknya untuk di ekspor ke Malaysia.Sayang keinginan itu harus sedikit tertunda, sebab hingga kini produk makanan mereka masih belum terdaftar secara resmi, karena belum ada dana untuk mendaftarkan ke BPPOM. Sehingga pemasarannya ada sedikit kendala.”Tapi bagaimanapun juga, kami akan terus mengupayakan untuk pendaftaran produk makanan dan minuman, agar nantinya produk KIM Lestari dapat dipasarkan sampai ke luar negeri,” ujarnya.Selain itu, untuk lebih meningkatkan pemberdayaan dan pengembangan ekonomi masyarakat, Lestari kini juga telah mencoba memproduksi peyek dan kripik berbahan dasar buah, yakni nangka, pisang, apel, dan kentang. Pemasarannya masih di sekitar Kota Malang.PrestasiDalam hal prestasi, KIM Lestari juga pernah memperoleh juara dari lomba UKS tingkat nasional. Selain itu, perolehan penghargaan Adiwiyata bagi SDN Tunjungsekar I juga tak lepas dari peranan KIM Lestari dalam mengupayakan pelestarian lingkungan hidup. Upaya tersebut dilakukan melalui program menanam bagi siswa di sekolah hingga dikembangkan di masing-masing rumah berupa Toga dan rosela yang dilakukan dengan orang tua murid.Kesuksesan yang telah diraih pun, pada prinsipnya juga tak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan Dinas Kominfo Kota Malang dan Jatim, serta Dinas Kesehatan Kota Malang sebagai mitra kerja. Bantuan yang diberikan pemerintah tersebut, sejauh ini lebih ditekankan pada proses pembinaan.Sedangkan untuk kegiatan rutin, para anggota Lestari biasanya lebih banyak melakukan pertemuan rutin seperti arisan, pembinaan dengan mendatangkan narasumber dari luar, dan melakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan SDM anggota dengan pelatihan teknologi informasi.Di bidang informasi, KIM Lestari telah mengembangkan lewat telecenter yang saat itu dibantu oleh BPDE Jatim. Untuk dapat mengembangkan kemampuan SDM dalam teknologi informasi, pihaknya juga kerap melakukan pelatihan internet untuk seluruh anggotanya, minimal sekali sebulan.Menurutnya, ini dilakukan agar anggotanya dapat terus mendapatkan akses informasi yang lebih cepat guna untuk mengembangkan KIM. ”Walaupun tidak semua anggota dapat mengakses internet secara mahir, setidaknya telah mengenal dan dapat memanfaatkan internet untuk mencari informasi dan menyampaikan informasi tersebut pada masyarakat, misalnya browsing data proses pengembangan usaha kecil menengah. Setidaknya sedikit upaya ini dapat menjadi investasi kualitas SDM bagi KIM Lestari yang lebih baik,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait