Meski kinerja impor Jatim periode Maret-Mei 2009 sempat mengalami penurunan sekitar 25 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, namun angka ini masih lebih baik dibandingkan periode Januari-Februari 2009 yang merosot hingga 40 persen. Gabungan Importir Nasional Indonesia (Ginsi) Jatim mengaku optimistis pada semester II tahun 2009, kinerja impor membaik.Ketua Ginsi Jatim Judy Poerwoko, dalam keterangan persnya, Kamis (25/6) mengatakan, komoditi impor Jatim sebanyak 70 persen masih didominasi jenis bahan baku. Kemudian, 15 persen impor barang modal dan 15 persen impor barang konsumsi. "Pasca pemilu presiden (pilpres, red), kondisi kinerja impor Jatim diperkirakan lebih stabil,†ujarnya.Sementara Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Jatim Isdamarwan Asrikan menambahkan, kinerja ekspor Jatim secara umum mengalami penurunan sekitar 25-30 persen dibandingkan tahun lalu. Tetapi, untuk perkembangan dari bulan per bulan mengalami kenaikan sekitar 10 persen. Pasalnya, krisis finansial global masih menjadi kendala hingga saat ini. "Meskipun Bank Indonesia (BI, red) menurunkan BI rate menjadi 7 persen, tapi suku bunga yang digunakan bank umum masih di kisaran 14-16 persen," imbuhnya.Kendala lainnya adalah masih rumitnya birokrasi perizinan ekspor yang harus diurus di Jakarta. Untuk itu, pihaknya akan meningkatkan penetrasi pasar ekspor ke Cina, India dan Timur Tengah. Artinya, pasar tujuan ekspor tidak hanya bergantung ke Eropa, Amerika dan Jepang. Sementara itu, untuk sektor non migas, berdasarkan data BPS pada bulan April mengalami kenaikan dibanding Maret 2009. Untuk ekspor komoditi non migas naik 42,19 persen, atau dari 547.962.971 dollar AS menjadi 779.161.387 dollar AS. Sedangkan, impor non migas naik 17,85 persen, atau dari 533.937.866 dollar AS menjadi 629.266.873 dollar AS.Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS, Adi Nugroho mengatakan, komoditi utama ekspor Jatim pada April 2009 adalah tembaga dengan nilai ekspor 132.516.974 dollar AS yang menyumbang 17,01 persen terhadap nilai ekspor Jatim. Sedangkan, komoditi utama impor Jatim yakni mesin dan pesawat mekanik dengan nilai 78.530.047 dollar AS. Komoditi ini menyumbang 12,48 persen terhadap nilai total impor Jatim.Menurutnya, jika dibandingkan dengan nilai ekspor Jatim pada April 2008 lalu, saat ini turun sebesar 20,47 persen, atau dari 979.647.080 dollar AS menjadi 779.161.387 dollar AS. Begitu pula impor Jatim yang juga menurun 30,91 persen jika dibandingkan periode sama April 2008 lalu. Dari 910.745.230 dollar AS menjadi 629.266.873 dollar AS.Negara tujuan ekspor Jatim adalah Jepang (159.789.516 dollar AS), Cina (86.083.154 dollar AS), Amerika (83.117.047 dollar AS), Malaysia, Korea, Australia, Vietnam, Thailand, Singapura, dan Jerman. Sedangkan, negara tujuan impor Jatim adalah Cina (130.400.476 dollar AS), Amerika (62.495.227 dollar AS), Argentina (39.282.689 dollar AS), Australia, Canada, Singapura, Thailand, Jepang, India, dan Yordania.Komoditi ekspor non migas adalah tembaga, kertas/karton, bahan kimia organik, ikan/udang, kayu/barang dari kayu, mainan, lokomotif dan peralatan KA, daging/ikan olahan, minyak hewan/nabati, dan tembakau. Sementara komoditi impor non migas, mesin dan pesawat mekanik, sisa industri makanan (ampas), pupuk, bahan kimia organik, gandum-ganduman, plastik/barang dari plastik, besi dan baja, garam/belerang/kapur, bubur kayu (pulp) dan biji-bijian berminyak.
Tidak ada berita terkait