Rabu, 24 April 2024

HANYA TERJADI GEMPA TEKTONIK, SEMERU MASIH SIAGA

Diunggah pada : 20 Maret 2009 17:59:37 9
thumb

Hingga pukul 06.00 WIB, Jumat (20/3) pagi ini, di Gunung Semeru hanya terjadi tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitude 3-33 mm selama 65-370 detik, serta gempa tektonik lokal dengan amplitude maksimum 5 mm selama 16 detik. Meski demikian status gunung api ini masih tetap Siaga.Tidak hanya itu, pemantauan secara visual pagi ini di sekitar gunung cuacanya tampak terang, angin tenang dengan suhu udara 25 derajat Celsius. Gunung pun terlihat jelas, awan panas tidak terjadi, bahkan asap kawah dan sinar api tidak teramati. Namun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tetap menyarankan masyarakat yang tinggal di sekitarnya untuk tetap waspada. Mereka tidak diperkenankan beraktivitas di wilayah sejauh 4 km di seputar lereng tenggara kawah aktif karena daerah itu merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru. Dalam keterangan persnya, Jumat (20/3) Kepala PVMBG, Dr Surono juga menyarankan pada masyarakat agar tidak mendekati Puncak Mahameru. Begitu pula aktivitas pendakian ke puncak dibatasi hanya sampai wilayah Kalimati. Bahkan aktivitas penerbangan yang melintasi wilayah Gunung Semeru juga di warning agar berhati-hati terhadap dampak letusan abu. Para penggali pasir juga harus tetap hati-hati karena di musim hujan, debet air di sungai aliran lahar Semeru meningkat, apalagi masih banyak endapan material vulkanik sekitar kawah. Jika ini tidak diindahkan, masyarakat bisa terancam bahaya aliran lahar panas tersebut di sungai aliran Semeru, yakni Sungai Besok Kembar, Besok Kobakan dan Besok Bang. Untuk itu, masyarakat harus mengikuti arahan satlak atau satkorlak setempat.Sebelumnya tim vulkanologi sempat mengkaji letusan Semeru selama satu bulan terakhir yang fluktuatif cenderung di bawah normal, di bawah 90 letusan per hari. Letusannya yang menurun dalam satu bulan terakhir ini membuat aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa ini meningkat. Meski kondisinya belum begitu berbahaya, namun Puncak Mahameru berpotensi menggugurkan awan panas. Untuk itu masyarakat yang tinggal di sekitarnya diharapkan mewaspadainya.Diperkirakan ada masa diam di kantong magma dangkal Semeru dengan volume berkurang, sehingga letusan gunung Semeru sangat jarang sekali terjadi. Jika magma pusat sedang mengisi volume magma dangkal Semeru, bisa terjadi guguran awan panas.Dengan sedikitnya volume magma dangkal sangat mudah sekali didobrak oleh tekanan energi yang besar dari dalam perut Semeru. Selanjutnya proses pengisian magma dangkal itulah yang menyebabkan terjadinya guguran awan panas di setiap gunung berapi di Indonesia. Oleh karena itu pantauan letusan Semeru terus dilakukan, baik visual maupun seismograf.Sementara berdasarkan pengamatan terakhir, Kamis (19/3) kemarin, pukul 18.00-24.00, tercatat terjadi 5 kali gempa letusan dengan amplituda maksimum 1-5 mm, 2 kali gempa tektonik jauh dengan amplituda maksimum 5-33 mm, selama gempa 28-110 detik. Cuaca terang, angin tenang, suhu udara 25 derajat Celcius, gunung tampak jelas. awan panas terjadi, asap kawah dan sinar api tidak teramati.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait