Rabu, 17 April 2024

[i]Gubernur Jatim;[/i] GUNAKAN PUPUK ORGANIK UNTUK PROGRAM SURPLUS BERAS 4 JUTA TON

Diunggah pada : 19 Maret 2009 15:26:22 21
thumb

[img]files/cover/2009/Maret/190309%20jal.jpg[/img][i][size=1]Foto:jal[/size][/i]Program surplus beras empat juta ton yang dicanangkan Pemprop Jatim selama 2009, perlu diimbangi dengan terobosan baru yang lebih banyak menguntungkan petani. Terobosan tersebut adalah dengan pengembangan padi menggunakan pupuk organik. Dengan penggunaan pupuk tersebut, kualitas organik tanah yang saat ini rata-rata hanya 2% mampu naik hingga 5%, sehingga tanah lebih subur produktivitasnya pun meningkat.Hal ini disampaikan Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo saat acara panen raya padi hibrida menggunakan pupuk organik di lahan milik Unit Pelaksana Teknik Pengembangan Benih Padi “Puspo Jabon” Kebun Juhur, Kabupaten Mojokerto, Kamis (19/3).Dikatakannya, penggunaan pupuk tersebut selain dapat lebih meminimalissasi biaya produksi yang harus dikeluarkan dalam setiap musim tanam, juga mampu menjaga kadar PH tanah. Manfaatnya, petani lebih hemat, tanah tetap terjaga kualitasnya, produktivitasnya pun bertambah.Penggunaan pupuk tersebut adalah sebagian dari kegiatan intensifikasi pertanian, selain penggunaan bibit padi hibrida, penambahan anorganik, Cooperatif farming atau penguatan kelembagaan kelompok tani di 29 kabupaten, serta semakin menggalakkan program Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT).Dari rencana target surplus empat juta ton beras, beras tersebut didapat dari peningkatan produksi 10.800.000 ton gabah kering giling (GKG) yang dikonversikan beras setara 6.300.000 ton beras pengembangan pada lahan seluas 1.775.000 juta hektare. Dari hasil tersebut setelah dikurangi konsumsi masyarakat Jatim sebesar 3,5 juta ton, maka didapat surplus 4 juta ton. Target surplus tersebut tidak luput dari alokasi penambahan pupuk anorganik bersubsidi, meliputi Pupuk Urea 1.083.419 ton, Pupuk ZA 384.602 ton, Pupuk Superpos 176.000 ton, Pupuk NPK 280.000 ton. Meksi alokasi pupuk yang setiap tahunnya selalu kurang, namun pada tahun ini pemerintah menerapkan Rancangan Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) di tiap-tiap kelompok tani. Dengan pola tersebut diharapkan pupuk sampai pada sasarannya. Untuk padi hibrida pemerintah tahun ini mengalokasikan 200.000 ton dibandingkan tahun 2008 yang hanya 167.000 ton. Tahun 2008 produksi padi di Jatim mencapai 10.448.294 ton GKG atau setara beras 6.790.741 ton. Dari jumlah tersebut setelah dikurang konsumsi 3,5 juta ton, surplus beras tahun lalu 3.222.559 ton. Bupati Mojokerto, Drs H Suwandi MM mengatakan, adanya program pemprop tersebut, petani di Mojokerto menjadi target pelaksanaan program. Kesiapan tersebut tidak luput dari keterbukaan dari petani untuk menerima perkembangan terbaru tentang kemajuan teknologi pertanian. “Adanya sikap tersebut menunjukkan petani di Mojokerto ingin keuntungan yang maksimal,” katanya.Panen padi dengan pupuk organik tersebut menggunakan pupuk DD1 dan KK1. DD1 berasal dari hasil kultur campuran dari berbagai macam mikroorganisme yang diisolasi dari tanah hutan pilihan yang telah terbukti mampu memperbaiki struktur tanah pertanian dan perkebunan. Cara pengembangannya adalah dengan mempercepat dekomposisi sisa-sisa organik dalam tanah, dengan metode pengembangan bakteri-bakteri penghasil asam laktat dan jamur pengurai, serta bakteri menguntungkan lainnya. Sedangkan KK1 terbuat dari hasil ekstraksi rempah-rempah obat pilihan yang diproses dengan teknologi modern, sehingga berkhasiat sebagai anti Feedant dan anti oksidant tang bisa mencegah serangan hama penyakit pada tanaman. KK1 sekaligus dapat diformulasikan untuk meningkatkan kesuburan tanah, mendesak sisa-sisa pupuk kimia pada permukaan tanah, sehingga mudah terurai dan meningkatkan humus tanah di samping menguatkan akar tanaman sekaligus mempercepat pertumbuhan generatif dari dalam.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait