Kamis, 25 April 2024

Kemendagri dan 7 Kota Kamboja Belajar Pengelolaan Lingkungan di Surabaya

Diunggah pada : 14 Agustus 2018 18:57:31 20

Jatim Newsroom - Kementerian Dalam Negeri dan 7 Kota Kamboja yang terdiri dari 18 orang rombongan sedang belajar tentang pengelolaan lingkungan, tata kota dan pengaturan lalu lintas di Surabaya.

Rombongan yang dihubungkan oleh Global Green Growth Institute (GGGI) ini diterima langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di ruang sidang Wali Kota Surabaya, Selasa (14/8).

Saat pertemuan itu, Risma menjelaskan berbagai hal tentang pembangunan Kota Surabaya, terutama pengelolaan lingkungan, tata kota dan pengaturan lalu lintas di Surabaya. Secara lebih detail, ia menjelaskan tentang pembangunan taman yang saat ini sudah 420 taman dengan 133 hektar, pembangunan 403 lapangan olahraga yang tersebar di berbagai titik di Kota Surabaya dan pembangunan jalur hijau sekitar 35 hektar. 

“Pembangunan jalur hijau itu penting untuk menyerap karbon dioksida yang ada di jalanan, supaya tidak ke perumahan warga, sehingga kualitas udara dan suhu udara tetap bagus. Makanya, kita pilih tanaman yang rata-rata bisa menyerap karbon dioksida menjadi lebih besar,” katanya.

Untuk merawat taman dan jalur hijau itu, Pemkot Surabaya membuat rumah kompos yang saat ini berjumlah 26 unit. Bahkan, rumah-rumah kompos itu jadi pembangkit listrik. Rumah kompos itu mengelola sampah-sampah yang ada di Surabaya.Pada kesempatan itu, ia juga menjelaskan program SITS di Dishub Surabaya. Berbagai terobosan tentang pengaturan arus lalu lintas dan terobosan tentang transportasi massal. “Kami juga punya Bus Suroboyo yang gratis, cukup membayar dengan botol plastik,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Pembangunan Berkelanjutan Kamboja, H. E E Vuthy mengatakan Surabaya itu adalah kota yang ramah lingkungan dan sudah menerapkan pembangunan yang ramah lingkungan. Tak heran jika masyarakatnya di Kota Pahlawan ini bisa hidup dengan mutu udara dan air yang lebih baik. “Mereka juga ingin menerapkan itu di kotanya, makanya dia berkunjung ke Surabaya,” kata Vuthy seusai pertemuan.

Menurut Vuthy, banyak hal dipelajari selama bertemu Wali Kota Risma di ruang sidangnya itu. Terutama dalam hal penerapan kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan, termasuk pertanian urban, pembangunan jalur hijau, pengelolaan sampah, dan rumah kompos yang sudah dijadikan tenaga pembangkit listrik.“Sebetulnya beberapa sudah diterapkan di sana, tapi yang perlu ditingkatkan adalah sosialisasi kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dan bisa bisa didaur ulang seperti di Surabaya,” imbuhnya. (ryo/p)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait