Jumat, 19 April 2024

Wagub; Kontribusi Sektor Pertanian Ditargetkan Tumbuh Hingga 17%

Diunggah pada : 19 Mei 2017 21:14:21 8

Jatim Newsroom-Meski menghadapi tantangan alih fungsi lahan pertanian sekitar 1.100 hektare per tahun, sektor pertanian tetap berkontribusi terhadap produk domestik regional bruto (PDRB).Saat ini, kontribusi sektor ini hanya 14,18% dari pertumbuhan ekonomi. Diharapkan bisa naik menjadi 17%.

Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf mengatakan, diantara upaya mendorong kontribusi tersebut, yakni adanya gelaran pameran yang digelar HKTI(Himpunan Kerukunan Tani Indonesia)Jatim. “Kegiatanini kami harapkan bisa memajukan sektor pertanian dan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Jatim bisa lebih tinggi,” katanya melalui keterangan pressnya, Jumat (19/5).

Sementara itu, Kepala Pusat Distribusi Pangan Kementrian Pertanian, Rikwantoro mengapresiasi kegiatan pameran tersebut. Karena itu, pihaknya siap menfasilitasi bilamana ada kegiatan serupa yang diselenggarakan HKTI. “Kami berterimakasih atas acara seperti ini. Sebab, ini bisa menjadi media dan penyemangat bagi para petani untuk berkembang,”katanya.

Rikwanto menyampaikan, selain kedaulatan pangan, pemerintah juga punya misi besar untuk menjadikan petani sejahtera. Karena itu berbagai program kemudahan diberikan untuk petani, mulai dari ketersediaan pupuk, benih unggul hingga fasilitasi akses pemasaran.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan, tingkat kesejahteraan petani di Jatim turun 0,15%. Kondisi ini disebabkan karena penurunan indeks harga yang diterima petani lebih besar dibanding penurunan indeks harga yang dibayar petani.

Penurunan pada sub sektor tanaman pangan sebesar 0,85% dari 97,40 menjadi 96,57. Hortikultura sebesar 0,13% dari 101,70 menjadi 101,57. Sedangkan sub sektor yang naik yakni peternakan sebesar 0,39% dari 108,34 menjadi 108,76. Diikuti perkebunan 0,23% dari 98,74 menjadi 98,97.

Pameran Produk Pertanian

Dewan Pimpinan Provinsi (DPP)HKTI Jawa Timur menggelar pameran produk pertanian di Grand City Surabaya. Lebih dari 50 peserta ikut terlibat dalam acara berskala nasional ini. Mereka terdiri dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), instansi pemerintahan di lingkup provinsi dan kabupaten kota, serta sejumlah perusahaan di bidang pangan.

Di antaranya adalah Perum Bulog Divre V Jatim, PTPN X, XI, XII, Pertamina, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Perikanan dan Kelautan (ketiganya di bawah nangungan Pemprov Jatim), Kabupaten Jombang, Pasuruan, Gresik, dan Kabupaten Tulungagung.

Ketua DPP HKTI Jatim,Ahmad Nawardi menyampaikan, kegiatan pameran digelar untuk memberi wadah bagi para petani di Jawa Timur untuk mempromosikan produk petani di Jawa Timur. Mulai dari sejumlah komoditas pangan, hingga produk-produk olahan hasil pertanian.

“Petani di Jatim ini ternyata cukup inovatif. Mereka tidak sekadar pandai bertani. Tetapi mampu mengolah hasil pangan mereka menjadi produk-produk olahan berkualitas. Misalnya ketela, mereka sudah bisa mengubah menjadi tepung, keripik kelas premium, hingga makanan pengganti nasi,”terang Nawardi.

Lewat inovasi itulah, petani, lanjut Mawardi bisa memberi nilai lebih atas hasil pertanian mereka. Sebab, mereka tidak berhenti pada penjual-penjual di pasar atau tengkulak. Tetapi mampu menembus hingga super market.

“Nah, yang seperti itu (inovatif) perlu kami fasilitasi. HKTI sangat concern terhadap kemajuan petani. Sehingga mereka tidak berhenti berinovasi dan tetap setiap terhadap profesinya sebagai petani. Ini penting sekali untuk mendukung misi negara ini menjadi negara berkedaulatan pangan,”tuturnya.

Karena itu, DPP HKTI Jatim akan terus melakukan penguatan terhadap sector ini. Salah satunya dengan membentuk Taruna Tani. Kelompok ini akan mendidik siswa sekolah menengah agar tertarik untuk menjadi petani. “Ini penting karena saat ini banyak pemuda, terutama yang lulusan sekolah menengah tidak tertarik untuk menggeluti pertanian. Mereka lebih memilih bekerja di pabrik atau perusahaan dibandingkan bertani,”katanya.

Tak hanya itu, pihaknya juga siap menyekolahkan siswa lulusan sekolah menengah untuk menimba ilmu di perguruan  tinggi khusus bidang pertanian. Syaratnya, ketika lulus harus bersedia bergerak mengembangkan sektor pertanian.

Menurutnya, setiap tahun puluhan ribu hektar tanah subur di wilayah Jatim beralih fungsi menjadi pabrik, perumahan, atau jalan tol. Kondisi ini dikarenakan para pemilik lahan sudah tidak mau repot bercocok tanam, salah satunya disebabkan faktor usia.

Tawaran yang  diberikan perusahaan dan pengembang perumahan lebih menggiurkan dibanding hasil panen yang mereka dapat. “Pemerintah harus dapat mencegah agar petani tidak menjual lahannya. Jangan sampai mereka dari petani menjadi buruh tani,” terangnya.

Untuk diketahui, selain Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf, peresmian pameran produk pertanian kemarin juga dihadiri wakil Kementrian Pertanian, Perum Bulog Divre V Jatim, para petinggi BUMN. (jal)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait