Rabu, 17 April 2024

Tekan Stunting, Pemprov Gandeng Ormas NU

Diunggah pada : 26 Desember 2019 7:35:11 23

Jatim Newsroom – Sebagai upaya menekan jumlah angka stunting atau gizi kronis yang terjadi mulai dari kandungan sampai anak berumur dua tahun, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Kesehatan menggandeng Nahdlatul Ulama (NU) untuk melakukan deteksi dini di masyarakat melalui Relawan Deteksi Stunting yang berasal dari anggota Badan Otonom NU, seperti Muslimat dan Fatayat NU juga ada LKNU, LKKNU dan ARSINU.

Peresmian Relawan Deteksi Stunting ini dilakukan oleh Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak bersamaan dengan Pembukaan Seminar yang bertema Bebas Stunting Generasi Sehat SDM Unggul Untuk Membangun Peradaban Budaya Bangsa Maju yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan-Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya dan Dinas Kesehatan Prov.Jatim, di Grahadi Surabaya, Senin (23/12).

Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengapresiasi keterlibatan masyarakat melalui Relawan Deteksi Stunting ini bisa memaksimalkan deteksi dini resiko stunting dari ibu hamil secara aktif sehingga bisa dilakukan intervensi.

"Relawan Stunting ini kebetulan berasal dari kalangan Muslimat dan Fatayat NU yang akan melakukan monitoring terhadap ibu hamil sehingga bisa diketahui resiko jika terjadi kekurangan gizi kronis lalu kita lakukan intervensi berupa pemberian gizi," ujar Wagub Jatim.

Ditambahkannya, jumlah stunting di Jawa Timur mencapai 30% dari jumlah penduduk dan relatif tinggi dari rata-rata nasional. Upaya untuk menekan stunting  yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi  Jatim selain Dinas Kesehatan juga melibatkan instansi terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum yang menyiapkan hunian yang layak sebagai upaya campur tangan dari pemerintah selain pembelian gizi yang cukup tadi.

Istri Arumi Bachsin juga menarget tahun 2020 mendatang angka stunting dapat lebih diturunkan dalam kisaran 1 % setiap tahunnya, sehingga dalam lima tahun bisa mencapai 5%.  Lokus penanganan stunting saat ini ada di 12 daerah diprogramkan tahun depan bisa bertambah 20 daerah. "Lokus Kabupaten ini bisa mengaseleresi program stunting dari 12 Kabupaten saat ini bisa bertambah kira-kira 20 lagi," ungkapnya.

Dalam acara Seminar Bebas Stunting ini juga dilakukan pengenalan aplikasi Informasi Cegah Dini Stunting (SIGADIS) dan aplikasi edukasi deteksi faktor resiko stunting pada wanita subur. Kegiatan ini diikuti 300 peserta, turut mendampingi Wagub Jatim ialah Kepala Dinas Kesehatan Prov Jatim, Kohar Hari Santoso dan juga dihadiri Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Anung Sugihantono yang memberikan penjelasan program stunting secara nasional dari Kementerian Kesehatan.

Dalam seminar ini bahasan utamanya tentang strategi komprehensif intervensi terintegrasi dan dampak stunting di Indonesia dibawakan DR. dr. Lucy Widasari, M.Si selaku Evaluation Specialist Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (TP2AK) Sekretariat Wakil Presiden. (rzk-dinkes,pno)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait