Kamis, 28 Maret 2024

Survei IPNU : Sebanyak 79,5% Pelajar Jatim Tidak Setuju Full Day School

Diunggah pada : 22 Juni 2017 14:40:57 554

Jatim Newsroom - Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur melalui Student Research Center (SRC) mengadakan survei mengenai pendapat pelajar terkait penerapan konsep Full Day School (FDS) yang digagas Menteri Pendidikan Muhadjir Effendi. Hasilnya, sebanyak 79,5 % menyatakan tidak setuju.

Direktur Student Research Center, Ahmad Ainun Najib mengatakan, selama ini pro kontra FDS hanya dibahas di tingkat pemangku kebijakan. Padahal, menurutnya, hal yang sangat esensial adalah aspirasi pelajar. “Proses belajar mengajar harusnya memposisikan peserta didik sebagai subjek bukan objek. Untuk itu, kami terpanggil untuk turut menyuarakan pendapat para pelajar,” katanya di Kantor Pengurus Wilayah IPNU Jatim, Kamis (22/6).

Ia menjelaskan, total ada sebanyak 420 responden. Dari jumlah tersebut 79.05% menjawab tidak setuju dengan sistem penerapan FDS, sedangkan 20.95% setuju. Beberapa alasan penolakan FDS oleh pelajar diantaranya menguras tenaga dan pikiran sebanyak 38.25%, tidak bisa membantu orang tua 16.87% dan membosankan berada di dalam kelas sebanyak 15.06 %.

Alasan lain, para pelajar menjawab tidak bisa belajar ilmu agama di madrasah atau madrasah diniyah, tidak bisa berorganisasi dan keterbatasan waktu untuk bersosial masyarakat. Lebih lanjut, ia mengungkapkan sekitar 85 pelajar atau 20,95 persen dalam survei ini berasumsi dengan adanya FDS bisa meningkatkan pendidikan di Indonesia.

“Polling ini kami lakukan untuk menyerap aspirasi dari kalangan pelajar. Kami berharap riset ini bisa menjadi data bagi pemangku kebijakan, bahwa pelajar tidak setuju dengan penerapan sistem FDS,” terang Najib.

Ke depan, ia menuturkan survei melalui beberapa jenis media sosial seperti twitter, facebook, dan instagram akan terus dilakukan. Hal ini menjadi pertimbangan SRC karena pelajar sangat menggandrungi media sosial.

Untuk diketahui, survei dilakukan SRC via whatsapp yang tersebar di seluruh grup pelajar di Jawa Timur mulai SMP/SMA sederajat. Mereka  menulis nama, nama sekolah, kabupaten/kota lalu jawaban dan dikirim melalui nomer whatsapp yang tercantum hingga pukul 23.59 WIB per 19 Juni 2017. (luk)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait