Kamis, 25 April 2024

Salurkan CSR, PT PJB Gandeng Kelompok Tani Probolinggo

Diunggah pada : 23 September 2017 10:33:21 4

Jatim Newsroom- Dalam rangka menyalurkan Program Corporate Social Responsibility (CSR), PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) menggandeng kelompok tani Kabupaten Probolinggo.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Alam Hijau Kecamatan Gondang, Abdul Aziz, ditemui Jumat (23/9) mengatakan, PJB berperan membantu memfasilitasi pembuatan green house, rumah etalase dan pelatihan yang menjadikan produk mereka semakin dikenal publik. "Omzet penjualan kami meningkat rata-rata menjadi Rp 4-5 juta perhari dan bahkan pernah tembus Rp 40 juta dalam satu hari," ujarnya.

Dalam program ini, sebanyak 72 kelompok tani se-Kecamatan Gondang dibuatkan gedung etalase permanen di dekat lahan yang disewa petani untuk lokasi pameran. Para petani menyediakan 50 jenis tanaman sayur dan buah organik.

Hasil produksi itu dipajang bersama-sama di lokasi pameran yang belakangan menjadi daya tarik para pecinta makanan sehat dari Probolinggo dan sekitarnya. Mereka kini sedang berupaya agar area pameran yang sifatnya sementara itu, bisa dijadikan permanen.

Saat ini, kata dia, lahan seluas 0,5 hektar untuk lokasi pameran itu disewa Gapoktan Alam Hijau sebesar Rp 4 juta selama 4 bulan. "Melihat respon pembeli yang sangat besar, kami berencana untuk memiliki lokasi permanen sendiri untuk pameran tanaman organik," ujarnya.

Pada bagian lain, Supervisor Umum dan CSR PJB Paiton, Sukirman Hadi Prayetno menyebut, institusinya memilih membagikan CSR ke Gapoktan Alam Hijau yang pro tanaman organik, karena melihat keseriusan usaha para petani. "Kami hanya membantu memperkuat usaha yang sudah mereka lakukan agar hasilnya lebih maksimal," ujarnya.

PJB juga mempertimbangkan kondisi Probolinggo yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Di sisi lain, banyak potensi seperti kotoran ternak yang belum dimanfaatkan lebih maksimal untuk pupuk.

Selain bantuan dalam bentuk infrastruktur seperti bangunan, pihaknya juga menyediakan pendampingan dan pelatihan. Para petani diajak melakukan kunjungan ke provinsi lain untuk memperluas wawasan mereka terkait tanaman organik.

Pihaknya berencana memperbanyak ruang pamer semacam green house hingga 10 titik. Sementara biaya pembangunan sebuah green house mencapai Rp 10 juta, belum termasuk biaya untuk studi banding yang mencapai Rp 50 juta.(hjr)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait