Jumat, 29 Maret 2024

Psikolog UNAIR : Pertimbangkan Kembali Keputusan Nikah Muda

Diunggah pada : 14 Agustus 2019 7:47:15 23

Jatim Newsroom-  Sejak beberapa tahun terakhir fenomena nikah muda kembali populer dikalangan anak muda khususnya mahasiswa. Banyak kampanye nikah muda disuarakan di media sosial.

Menurut Rudi Cahyono., M.Psi., Psikolog, dosen Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Airlangga (UNAIR), menikah adalah hak setiap orang. Berdasarkan undang – undang perkawinan, laki-laki usia sembilan belas tahun dan perempuan usia enam belas tahun secara fisiologis sudah dipersilahkan menikah.

“Namun, berbeda dengan kesiapan psikologis. Orang yang usianya lebih tua, belum tentu lebih dewasa secara mental dibanding yang lebih muda,” ucap dosen yang akrab disapa Rudi tersebut.

Optimisme generasi saat ini memungkinkan menjadikan fenomena menikah muda menjadi sebuah trend. Mereka merasa percaya diri bahwa menikah adalah pilihan terbaik.

Namun, kadang keputusan tersebut tidak diikuti oleh perencanaan yang matang. Tidak jarang, keputusan yang diambil hanya didasarkan pada sugesti dan keyakinan. Misalnya, keyakinan bahwa rejeki pasti ada setelah menikah dan sebagainya.

Begitu juga dengan niat untuk menghindari zina. Niat tersebut dianggap sebagai sebuah niat yang baik, yang pasti akan diikuti oleh dampak yang baik. Jika keyakinan itu diikuti oleh perencanaan yang baik, maka tidak akan menjadi kendala bagi pelakunya.

Namun jika tidak diikuti dengan perencanaan yang baik, maka kondisi mental yang belum matang dapat membuat tindakan yang dilakukan dalam menghadapi permasalahan ke depan akan cenderung mengedepankan emosi dan kadang bisa tidak rasional.

Meskipun demikian, banyak juga yang berhasil dengan melakukan nikah muda. Namun contoh baik itu harus digunakan secara objektif.

“Kadang, karena seseorang ingin segera menikah, yang dicari adalah contoh-contoh yang berhasil. Ini adalah sebuah kesesatan berpikir yang menggunakan dasar-dasar atau argumen yang mendukung kepentingannya saja,” jelas Rudi.

Pernikahan butuh perencanaan. Ada beberapa perencanaan teknis yang perlu dilakukan. Misalnya tentang kehidupan dan penghidupan.

Penghidupan sudah pasti tidak akan terlepas dari ekonomi atau finansial. Orang yang sudah berumahtangga sewajarnya bersifat otonom dalam mengurus rumah tangganya. Urusan suami istri, anak, beserta konsekuensi keuangan yang harus dikelola juga menjadi tanggung jawab rumah tangga baru tersebut.

Selain itu, juga perlu mempersiapkan diri secara mental. Usia dewasa muda (19 tahun – 25 tahun) secara alamiah adalah waktu dimana seseorang mencari pasangan dan memikirkan karier secara serius. Karena itu, wajar jika di usia ini orang sudah memikirkan untuk menikah.

Namun, setiap orang punya kedewasaan yang berbeda secara mental, meskipun usianya sama. Perencanaan yang dipersiapkan sebelum menikah dapat mendukung atau menjadi indikasi kematangan mental seseorang. “Dalam perencanaan itu juga termasuk niat. Untuk apa menikah juga menunjukkan kematangan,” ucap Rudi.

Menurutnya, jika menikah hanya sekadar untuk bersenang-senang atau menghindari sesuatu yang negatif (hubungan diluar nikah), maka pernikahan perlu dipertimbangkan lagi. Jika antesedennya memang dengan berbagai niat tersebut, maka perlu segera diikuti dengan perencanaan.

Persiapan mental tentunya dapat didukung dengan perencanaan teknis. Misal perencanaan terkait pekerjaan, kapan punya anak, bagaimana pembiayaan untuk kehidupan sehari-hari dan sebagainya.

“Dengan demikian, persiapan yang harus dilakukan adalah menata niat, menyiapkan perencanaan kehidupan dan penghidupan, serta menyiapkan mental,” terang Rudi.

Kepada para pemuda yang berkeinginan untuk menikah muda, Rudi berpesan agar diperhatikan lagi niat untuk menyegerakan menikah. Setelah menyadari niat, baru kemudian melangkah ke tahap perencanaan.

“Meskipun punya keyakinan bahwa Tuhan akan menjamin rezeki orang yang menikah, tetap saja perlu perencanaan. Karena perencanaan adalah bagian dari ikhtiar. Tuhan akan memberikan sesuai dengan usaha yang  dilakukannya,” pungkas Rudi. (mad)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait