Kamis, 25 April 2024

Polemik Ibukota Israel, DPRD Minta Buku IPS Terbitan Yudhistira Ditarik

Diunggah pada : 13 Desember 2017 20:40:45 4

Jatim Newsroom -  DPRD Jatim meminta pemerintah dan penerbit agar segera menarik peredaran buku IPS untuk siswa kelas 6 SD yang memuat Yerusalem sebagai ibukota Israel. Langkah itu untuk meredam keresahan dan protes yang sudah menyebar di media sosial.

"Penerbit harus segera menarik buku tersebut. Kalau perlu libatkan aparat Kepolisian. Jangan sampai peredarannya meluas. Karena ini isu sensitif," tegas Eksan ditemui di DPRD Jatim, Rabu (13/12).

Eksan yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Nurul Islam II Jember ini berharap hal ini tak kembali terjadi. Karena itu, perlu diselidiki apakah ini sebuah kesengajaan atau keteledoran. Sebab itu, pihaknya mengusulkan ke pimpinan Komisi E untuk memanggil pihak penerbit, tim penyusun, MGMP, dan Dinas Pendidikan Jatim.

Pemanggilan itu menurut politisi NasDem itu untuk mengetahui siapa yang bersalah dan harus bertanggungjawab terhadap kesalahan fatal tersebut. Eksan melanjutkan, perlu ada yang bertanggungjawab dalam kasus ini agar menjadi pelajaran di masa mendatang supaya lebih teliti.

"Kami akan memanggil pihak terkait dalam penyusunan sampai pencetakan buku tersebut. Harus ada yang bertanggungjawab dalam kasus ini. Tak cukup minta maaf, karena sudah menimbulkan keresahan masyarakat," imbuh alumni HMI ini.

Eksan juga mengingatkan kepada Dewan Pendidikan Jatim yang harusnya bisa lebih berperan dalam persoalan. Pendidikan di Jawa Timur, menurut Wakil Ketua DPW Partai NasDem ini, harusnya bisa menjadi pengawas dan penyeleksi terhadap materi pendidikan di Jatim.

Bahkan Eksan mengusulkan, kalau perlu Dewan Pendidikan ditingkatkan kewenangannya dalam mengawasi dan meningkatkan mutu pendidikan di Jatim. Dengan begitu, ada peran yang signifikan pada Dewan Pendidikan dalam proses pendidikan di provinsi Jawa Timur.

"Saya kira Dewan Pendidikan harus lebih pro aktif lagi. Kalau perlu, kami akan usulkan kepada Gubernur agar kewenangan mereka ditambah," pungkas Eksan.

Seperti diketahui, sebuah buku IPS untuk siswa kelas 6 SD memuat Yerusalem sebagai ibukota Israel, bukan Tel Aviv seperti yang ada pada buku-buku lainnya. Sontak, temuan di buku cetakan penerbit Yudhistira  asal Surabaya itu menuai kontroversi. Karena hal itu dianggap bisa memicu reaksi yang lebih besar di masyarakat. (pca)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait