Kamis, 28 Maret 2024

PLN Bangun Kabel Bawah Tanah Senilai Rp 300 Miliar

Diunggah pada : 13 September 2017 11:37:05 163

Jatim Newsroom - Mengantisipasi pertumbuhan permintaan listrik di Pulau Madura sekaligus menjaga keandalan listrik, PT PLN membangun Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) atau kabel listrik bawah tanah 150 kilo Volt (kV) senilai Rp 300 miliar.
 
Kabel listrik ini membentang sepanjang 8,5 kilometer sirkit (kms) dari Kedinding, Surabaya hingga Tower di ujung jembatan Suramadu sisi Madura yang selanjutnya terhubung dengan jaringan transmisi 150 kV sebanyak 35 Tower menuju ke Gardu Induk (GI) Bangkalan, Madura.
 
“Proyek pembangunan kabel bawah tanah yang bertempat di Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan ini terdiri dari dua sirkit yakni sirkit 3 dan 4, bernilai Rp 300 miliar dan diharapkan selesai pada Juni tahun depan,” ungkap Sub Bidang Hukum dan Komunikasi PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali I usai peresmian dimulainya pembangunan Kabel Bawah Tanah di Bangkalan Madura, Rabu (13/9).   
 
Menurutnya, kebutuhan listrik di Madura saat ini  sebesar 140 MW yang dipasok oleh kabel bawah tanah sirkit 1 dan 2  dengan kemampuan sebesar 200 MW. Untuk mengantisipasi pertumbuhan beban dan menjaga kehandalan sistem di pulau Madura, pembangunan sirkit 3 dan 4 menjadi salah satu solusi disamping rencana PLN membangun pembangkit di Madura.
 
Selain proyek kabel bawah tanah, pada kesempatan yang sama juga diresmikan beroperasinya Gardu Induk (GI) yang tersebar di Jawa Timur  yakni GI Altaprima , GI Bambe, GIS Gunungsari, GI Jatigedong, GI Kraksaan, GI Gilitimur, GI Karangpilang.
 
"Proyek kabel bawah tanah dan Gardu Induk tersebar di Jawa Timur ini adalah bagian program 35.000 Megawatt yang sudah dicanangkan pemerintah pusat sebagai bentuk kerja nyata jajaran PLN untuk menerangi negeri," tutur  Direktur PLN Regional Jawa Bagian Timur  Bali dan Nusa Tenggara Djoko Rahardjo Abumanan.
 
Djoko berharap, dengan ketersediaan listrik yang cukup maka diharapkan, dapat menarik minat para investor untuk membuka industri di Pulau Madura sehingga meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat Madura.“Selain itu juga untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Pulau Madura yang saat ini masih rendah yaitu 66% dibandingkan dengan rata-rata Nasional sebesar ±91%,” pungkas Djoko.(hjr)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait