Jumat, 29 Maret 2024

Permudah Deteksi Dini Katarak, Menkes Luncurkan Aplikasi Berbasis Android Si Galih

Diunggah pada : 11 Oktober 2018 17:44:12 101

Jatim Newsroom – Menteri Kesehatan (Menkes), Nila F Moeloek secara resmi meluncurkan Sistem Informasi Penanggulangan Gangguan Penglihatan Nasional (Si Galih). Sebuah sistem yang menghubungkan pasien dan rumah sakit berbasis aplikasi android sehingga penanganan bisa dilakukan lebih cepat.

“Sistem ini berbasis web atau android untuk melaporkan pencatatan dan pelaporan skrining gangguan penglihatan masyarakat Indonesia yang melakukan deteksi dini mata, khususnya di Pos Pembinaan Terpadu untuk Penyakit Tidak Menular (Posbindu),” kata Nila, di Puslitbang Humaniora & Manajemen Kesehatan, Kamis (11/10).

Ia menjelaskan saat ini prevalensi katarak di Indonesia mencapai 4,4 persen yang sudah diselesaikan, atau sekitar 90 ribuan. Lahirnya inovasi bernama Si Galih ini diharapkan memudahkan pendataan gangguan penglihatan karena dapat digunakan di rumah sakit dan Puskesmas.

Lebih lanjut, Nila menuturkan Si Galih juga sudah disosialisikan pada kader kesehatan sehingga dapat meningkatkan upaya pencegahan gangguan penglihatan dengan deteksi dini gangguan penglihatan, seperti mata minus, penglihatan buram, dan katarak. Pencatatan dan pelaporan gangguan penglihatan di Puskesmas dan rumah sakit dapat meningkatkan informasi dan koordinasi untuk pelayanan lanjutan pasien.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur, Kohar Hari Santoso menambahkan Jatim merupakan provinsi tertinggi kasus gangguan penglihatan katarak di antara provinsi yang lain. Namun, ia mengklaim dari capaian yang sudah dikerjakan juga yang paling tinggi. “Jadi banyak kegiatan kami yang jalan kemudian penanganannya juga sudah bagus itu yang terjadi. Si Galih turut memberikan data gangguan penglihatan sebagai masukan pengambilan atau penerapan kebijakan,” terangnya.

Dokter Spesialis Mata, dr Hendrian D Soebagjo SpM (K) mengungkapkan Jatim menjadi provinsi dengan penderita katarak terbanyak merupakan faktor geografisnya. Sebab,di Jatim banyak daerah pantai sehingga banyak masyarakat yang terpapar ultraviolet. "Tetapi dengan adanya program dari Dinas Kesehatan dengan mengadakan kerja sama bhakti sosial maupun rutin operasi klinik maupun di rumah sakit maka angka itu turun ke depannya,” tandasnya. (luk/p)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait