Jumat, 19 April 2024

Penumpang Via Bandara Trunojoyo - Juanda Masih Minim

Diunggah pada : 21 April 2017 13:48:19 20

Jatim Newsroom- Setelah 2 bulan beroperasi, sampai saat ini jumlah penumpang pesawat perintis rute Sumenep via Bandara Trunojoyo – Surabaya via Bandara Internasional Juanda masih minim.  

“Pada tahun ini, layanan pesawat perintis memang baru dua bulan berjalan. Selama masa dua bulan itu, rata-rata jumlah penumpangnya sekitar 40% dari 15 kursi yang tersedia,” kata Kepala Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo Sumenep, Wahyu Siswoyo, Jumat(21/4).

Bandara Trunojoyo sendiri menjadi salah satu bandara di Jatim yang mengoperasikan jalur penerbangan pesawat perintis sejak Mei 2015 lalu. Mulai Januari 2016 PT Airfast Indonesia dipercaya menjadi operator penerbangan perintis di Bandara Trunojoyo dengan memakai pesawat jenis Twin Otter DHAC 300 berkapasitas 15 penumpang.

Pihak pengelola Bandara Trunojoyo memiliki target 10 penumpang dalam setiap penerbangan perintis jalur Sumenep-Surabaya. “Hingga sekarang ternyata masih di bawah target. Padahal, layanan penerbangan pesawat perintis di jalur Sumenep-Surabaya itu sudah 3 tahun berjalan. Kami menduga, rendahnya animo masyarakat menggunakan pesawat karena masih banyak yang belum paham terhadap kelebihan moda transportasi udara,” papar Wahyu.

Wahyu juga menjelaskan jika jumlah penumpang pesawat perintis rute Sumenep-Surabaya merupakan yang terendah dibandingkan rute lainnya yang beroperasi di Bandara Trunojoyo seperti Surabaya-Bawean dan Surabaya-Karimun Jawa. Jumlah penumpang jalur Surabaya-Bawean dan Surabaya-Karimunjawa rata-rata melebihi 70%.

“Di jalur Sumenep-Surabaya itu memang masih ada layanan moda transportasi umum lainnya, yakni bus. Itu yang diduga menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat penggunaan jasa pesawat perintis,” katanya.

Oleh sebab itu ia berpendapat bahwa perlu sinergi dari berbagai pihak agar jumlah penumpang penerbangan di Bandara Trunojoyo bisa meningkat. “Metode yang selama ini digunakan, harus diperbaiki. Masyarakat bisa diberi pemahaman, bahwa pesawat merupakan moda transportasi yang cepat dan hemat waktu. Ini yang perlu dikampanyekan,” tuturnya.

Penerbangan perintis merupakan penerbangan bersubsidi yang menjadi salah satu program Kemenhub. Waktu tempuh perjalanan udara dari Sumenep ke Surabaya dan sebaliknya hanya sekitar 40 menit. Sedangkan waktu tempuh perjalanan dengan menggunakan jalur darat (bus) cukup lama, yakni sekitar 4,5 jam.

“Kalau kondisinya tetap seperti ini, tentu saja akan ada evaluasi atau kebijakan lain dari Kementerian Perhubungan. Tapi kami berharap, masih ada waktu untuk optimalisasi jumlah penumpang dalam penerbangan perintis Sumenep-Surabaya,” tandasnya. (mad)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait