Jumat, 26 April 2024

Pekan KIM Jatim 2017, Anggota KIM dan Pelaku UMKM Dibekali Workshop TIK

Diunggah pada : 14 September 2017 11:11:00 11

Jatim Newsroom - Pada rangkaian kegiatan Pekan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Jawa Timur ke IX tahun 2017 di Taman Candara Wilwatikta Kab Pasuruan, digelar workshop Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi anggota KIM, masyarakat umum dan pelaku UMKM. Kegiatan ini digelar agar untuk memacu agar cakap dalam memanfaatkan teknologi informasi terutama untuk mengembangkan usahanya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Jawa Timur, Eddy Santoso, saat membuka workshop, Kamis (14/9) mengatakan, berdasarkan data tahun 2015 jumlah KIM di Jawa Timur tercatat 1.019 dengan 2000 lebih anggota.

Digelarnya workshop in agar kegiatan KIM, masyarakat dan UMKM saat ini harus ke indonesiaan banget. Website KIM harus berdomain "Id". Begitupula website UMKM. Karena akan rugi jika bandwith yang dibayarkan ke asing mencapai triliunan rupiah.

Selain itu, kata Eddy, Pemerintah Indonesia di era Presiden Joko Widodo memiliki sebuah visi besar dalam sektor ekonomi digital. Presiden menargetkan Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di ASEAN pada 2020, dengan proyeksi nilai transaksi e-commerce mencapai 130 juta US Dollar pada tahun 2020.

Indonesia memiliki potensi yang cukup besar sebagai modal pengembangan ekonomi digital. Data tahun lalu mencatat bahwa potensi infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah mencakup sekitar 90% dari populasi dengan lebih dari 126% tingkat penetrasi mobile.

Data dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan bahwa pengguna internet Indonesia berada di kisaran 52%, dan sebagian besar diantaranya mengakses internet secara mobile selama 4 jam per hari. Lebih jauh, saat ini terdapat 370 juta kartu SIM aktif di Indonesia, jauh lebih besar dari populasi Indonesia yang sudah hampir mencapai 270 juta penduduk.

Bank Indonesia melaporkan nilai transaksi perdagangan digital di Indonesia tahun 2014 mencapai 2,6 miliar dolar Amerika dan meningkat tahun 2015 menjadi 3,56 miliar dolar Amerika. Diprediksi pada tahun 2016 ini akan melebihi 4,89 miliar dolar.

Potensi Ekonomi Jawa Timur sendiri tidak dapat dikatakan kecil, tingkat pertumbuhan ekonomi Jatim selalu di atas nasional. Data terakhir, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur mencatat pertumbuhan ekonomi Jatim pada Triwulan II Tahun 2017 sebesar 5,03 persen (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,01 persen.

Selain itu jumlah penduduk Jatim yang mencapai 40 juta jiwa dengan pengguna internet sebanyak 24 juta jiwa adalah potensi pasar yang besar dalam ekonomi digital ditambah dengan pendapatan perkapita penduduk Jatim yang tahun lalu mencapai Rp 47.960.000 dan akan terus meningkat tahun-tahun berikutnya.

Pemprov Jatim saat ini sudah menyiapkan pusat data (data center) untuk mendukung infrastruktur digital pemerintah dengan kapasitas data sebesar 30 Terabyte. Ini artinya mampu mendukung lebih dari 2 ribu web bagi UMKM online. Untuk masyarakat, juga telah disiapkan banyak hotspot internet untuk mempermudah akses internet masyarakat mulai di sekolah, puskesmas hingga ke desa.

Pemerintah telah mencoba berperan aktif dengan terjun langsung kelapangan untuk mempersiapkan para pelaku-pelaku sektor ekonomi yang berpotensi pada ekonomi digital. Beberapa program pemerintah untuk membangun kekuatan ekonomi dengan menyiapkan SDM masyarakat Jawa Timur agar siap menyongsong digitalisasi ekonomi ini, antara lain 1 juta petani dan nelayan Go Digital, 8 juta UMKM Go Digital, Program 1000 Teknopreneur, 1 juta nama domain, dan Palapa Ring.

Tak hanya itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga mempersiapkan infrastruktur non teknologi informasi untuk mendukung kelancaran bergeraknya ekonomi digital, utamanya distribusi logistik antar wilayah yang termasuk salah satu dari tujuh poin penghambat berkembangnya ekonomi digital. Tujuh poin tersebut adalah logistik, infrastruktur komunikasi, keamanan cyber, perlindungan konsumen, perpajakan, permodalan, dan edukasi serta sumber daya manusia.

Akademisi bidang TIK Universitas Trunojoyo, Ardha, selaku pelatih workshop, mengatakan, masyarakat Indonesia utamanya pelaku usaha harus membuat website atau aplikasi untuk mempermudah dan mempercepat kinerja.

Saat ini jualan tidak hanya selalu secara tatap muka, namun juga bisa dengan digital. Bahkan bila memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi capaian pasarnya lebih luas. Hal ini menguntungkan pelaku usaha. Karena pembeli tidak hanya dari lokal saja namun juga internasional.

Sekedar diketahui, bagi pendaftar yang mengikuto workshop TIK di Pekan KIM Jatim ini, akan diberi domain secara gratis dengan domain "id". (sti)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait