Rabu, 24 April 2024

Pakde Karwo : Gotong Royong adalah Roh Kehidupan

Diunggah pada : 3 Mei 2017 11:42:04 113

Jatim Newsroom - Gubernur Jawa Timur, H Soekarwo menegaskan bahwa gotong royong adalah roh dan konsep paripurna dari sebuah kehidupan. Menjadi roh kehidupan, karena manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Demikian ditegaskan Pakde Karwo pada Puncak Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XIV dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-45 Prov Jawa Timur tahun 2017 di GOR Lembu Peteng Tulungagung, Rabu (3/5).

Pakde Karwo memberi ilustrasi mengapa gotong royong harus diperingati. Menurutnya, gotong royong adalah roh budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Gotong royong adalah sikap dan perilaku bahwa manusia dilahirkan bukan seperti semut yang bisa hidup sendiri. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, tetapi saling bantu membantu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Karena itu, manusia harus saling membantu dan membuat perjanjian hati yaitu saling tolong menolong agar kualitas hidupnya semakin baik. Jika hal itu dilakukan, maka yang akan didapat adalah sikap toleransi dan saling menghargai antar sesama manusia.

"Ingat, kita ini adalah wong (orang, red) dan bukan wong wongan (orang-orangan, red) yang butuh saling membantu dan gotong royong. Kalau ingin jadi wong tenanan (orang betulan, red), maka budayakan saling membantu untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih baik," kata Pakde Karwo.

Hal itu juga pernah diingatkan pula oleh Gus Mus dalam tulisannya di Kompas pada 2003, yang mengatakan bahwa gotong royong merupakan nilai luhur yang luar biasa untuk menjadi hidup yang lebih baik. "Kalau ada kecelakaan segera ditolong, jangan malah lari. Ada kebakaran segera mendekat, jangan dijauhi. Inilah namanya gotong royong, dan semua akan menjadi baik dan ada solusi untuk kesejahteraan," ujarnya.

Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo mengatakan, persoalan kemiskinan dan pengangguran yang ditambah dengan seringnya terjadi bencana alam telah menjadi dasar betapa pentingnya gotong royong sebagai filosofi pendahulu bangsa. Karena dengan gotong royong, bangsa Indonesia semakin sejahtera termasuk Kabupaten Tulungagung.

Oleh karena itu, Tulungagung merasa bangga sebagai tuan rumah BBGRM tingkat Jawa Timur, karena akan mampu menumbuhkembangkan mendorong peran aktif seluruh masyarakat dalam sistem budaya bangsa untuk kesejahteraan masyarakat, sehingga mampu menciptakan integrasi sosial, serta memperkokoh NKRI.

Dikatakan Syahri, sebagaimana program pemerintah yang tercantum dalam nawacita yang berorientasi pada kesejahteraan, maka Tulungagung terus berupaya menciptakan program menuju kesejahteraan masyarakat, percepatan reformasi pelayanan, peningkatan infrastruktur, revitalisasi pasar rakyat, serta program kesejahteraan masyarakat miskin. Hal ini dilakukan, karena Tulungagung ingin menjadi kabupaten yang sejahtera masyarakatnya.

Tulungagung saat ini memilik berbagai potensi daerah yang luar biasa, seperti marmer, onik, batik, tenun, serta hasil laut yang mampu membawa masyarakat Tulungagung menjadi lebih sejahtera. Tulungagung sangat kreatif, batu sungai sekarang sudah ditimbang dan hasilnya bisa diekspor. Ada batu fosil yang berhasil masuk pasar ekspor pula. Namun demikian, dalam hal ekspor tidak bisa langsung dan masih melalui beberapa proses. "Kami berharap, bapak Gubernur dan Pemprov Jatim bisa memfasilitasi bertemunya perajin antara produsen dan konsumen secara langsung, sehingga bisa memotong mata rantai biaya," harapnya.

Puncak Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XIV tahun 2017, Gubernur Soekarwo berkesempatan memberikan penghargaan Lomba Gotong Royong tingkat Jawa Timur. Untuk kategori kelurahan diraih Kelurahan Pilang Kota Probolinggo, Kelurahan Kauman Kota Blitar, dan Kelurahan Kanginan Pamekasan. Sementara untuk kategori desa diraih Desa Buren Pacitan, Klatakan Situbondo, Desa Beringan Ponorogo, dan Desa Tulungrejo Kab Madiun.Selain itu, juga diberikan penghargaan untuk Lomba Pasar Desa, yang terbaik yakni Pasar Desa Kutukan Kab Blitar, Pasar Desa Balongpanggang Gresik, dan Pasar Desa Prigi Trenggalek. Serta pemberian bantuan hibah alat pertanian sebesar Rp 60 juta, Program Jalinmatra kepada Tulungagung sebesar Rp 5 miliar.

Puncak Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XIV tahun 2017 mengambil Tema "Dengan bulan Bhakti gotong royong masyarakat, kita tingkatkan peran lembaga kemasyarakatan menuju masyarakat mandiri dan sejahtera". (Put)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait