Jumat, 29 Maret 2024

Pakde Karwo Buka Dialog Kebudayaan 2017

Diunggah pada : 22 Maret 2017 11:28:41 1

Jatim Newsroom - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, membuka Dialog Kebudayaan 2017 bertema Merajut Kebhinekaan Memperkokoh Semangat Kebangsaan, yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim di Surabaya, Rabu (22/3).

Dalam paparannya, Pakde Karwo menyampaikan, di beberapa kesempatan, saat diskusi dengan kalangan muda perguruan tinggi ditemukan jika pergeseran budaya mulai terjadi di Indonesia. "Budaya ingin tampilan semakin tinggi . Budaya tidak mau dikritik dan menyerang pengkritik menjadi hal biasa, padahal kritikan diperlukan untuk kemajuan," tuturnya.

Kehidupan liberal yang berkembang saat ini, kata Pakde, tidak boleh menghabiskan tata nilai,  norma,  dan musyawarah mufakat sebagai dasar pemikiran. "Konsep kultur kenapa Pendopo tidak ada penutupnya, itu  agar kita lebih terbuka pada semua orang bukan hanya sekadar menerima tamu saja, tapi secara konsep pemikiran menjadi lebih terbuka," ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan Pakde, sekali merdeka, merdeka sekali, itu wajar tapi harus penuh dengan konsep yang jelas dengan menjunjung empat pilar kebangsaan Pancasila, UUD 1945, Bhinekka Tunggal Ika, dan NKRI. "Mendorong nilai kebudayaan untuk menyelesaikan masalah harus dikedepankan, itu kultur negara kita," imbuhnya.

Sebagai warga negara Indonesia, lanjut Pakde, budaya gotong royong dan kekeluargaan harus dipegang untuk membentengi era globalisasi yang tidak bisa dihindari. Yang bisa dilaukan adalah merangkul dan memanfaatkannya globalisasi untuk kemajuan bersama. "Budaya tanding jangan terus dikembangkan, musyawarah mufakat Harus dikedepankan dalam kehidupan berbagsa bernegara,"harapnya.

Jatim punya pendidikan khas yaitu Salafiyah, dimana saat ini jumlahnya mencapai 1.070.000  lulusan. Ini adalah salah satu metode pendidikan pesantren yang menganut sistem tradisional di mana di dalamnya hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama.

Konsep Pendidikan ini ternyata kata Pakde belum diakui WHO, sehingga dianggap jumlah buta haruf di Jatim tinggi. "Apakah Salafiyah itu salah? pastinya tidak karena itu salah satu budaya pendidikan yang ada di Jatim," ungkapnya. (hjr)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait