Jumat, 29 Maret 2024

Menilik Gaya Kepemimpinan dalam Membangun StartUp di Webinar Undika

Diunggah pada : 22 September 2021 0:14:03 186

Jatim Newsroom - Leadership atau kepemimpinan menjadi tolok ukur penting dalam menjalankan sebuah sistem, usaha, organisasi dan bahkan untuk diri sendiri. Agar dapat berjalan sesuai dengan ekspektasi dan rencana, dibutuhkan sebuah teknik maupun prinsip dalam memimpin. 
 
Hal ini terungkap di dalam rangkaian kegiatan Webinar Kelas Santuy on The Trip Universitas Dinamika (Undika) dengan tema “Agile Leadership” mengulas dua bidang kepemimpinan, yakni bidang startup dan pemerintahan.
 
Salah satu narasumber dari Labpintar.id telah menjelaskan makna kata dan prinsip Agile atau metode dalam menjalankan sebuah usaha. “Agile itu gesit bisa ke kanan atau ke kiri,” kata Co Founder Labpintar.id Ivan Sinarso dalam webinar Kelas Santuy On The Trip Undika, Selasa (21//09/2021).
 
Ia menjelaskan, startup atau perusahaan rintisan yang bergerak pada bidang khusus kesehatan ini tentunya menerapkan prinsip agile dalam menjalankan sebuah usahanya. Salah satunya seperti penerapan pemeriksaan yang murah, cepat dan datang bisa datang ke rumah pelanggan dalam waktu maksimal 90 menit.
 
Ivan, sapaan Ivan Sinarso juga mengatakan program lainnya yang lebih fleksibel dan mengacu pada prinsip agile adalah layanan cek kulit berbasis web. Dengan hanya dari rumah saja pelanggan bisa cek kondisi kulit teman-teman di website kami, Labpintar.id.
 
“Disana ada misalnya ada benjolan bisa difotokan, nantinya SPKK yang bekerjasama dengan kami akan melihat dari foto itu dibantu machine learning didandingkan dengan  data 50.000 data foto kulit,” kata dia.
 
Dengan metode tersebut Labpintar,id bisa mengetahui benjolan atau keluhan pelanggan tersebut berpotensi menjadi kanker kulit atau tidak.
 
Adapun prinsip dari Agile ini bermula dari Amerika, kata Ivan, selama ini perusahaan startup  sudah lelah dengan manajemen yang lama, karena dinilai tidak efektif. Seperti waterfall model yang meliputi tahapan requirements, design, development, testing, deployment, dan maintenance. Model ini membutuhkan waktu cukup lama hingga sampai setahun lebih untuk diperkenalkan ke pelanggan.
 
“Jika dilanjutkan perusahaan, ternyata customer gak suka, gak cocok, ini yang rugi, padahal kita sudah mengeluarkan uang banyak, dan waktu yang lama. Nah dari sinilah muncul Agile,” kata Ivan.
 
Menurutnya agile dalam sebuah usaha itu cara berpikir yang lebih mementingkan interaksi orang, produk yang benar-benar berjalan ini yang sangat penting. Sedangkan agile leadership itu sistem kepemimpinan yang mengadopsi cara agile ini, yakni gesit dan cara berpikir kreatif.“Jadi ini bisa digunakan di kepemimpinan, produk manajemen, skripsi dan bidang lainnya,” katanya.
 
Ivan menjelaskan terdapat 12 agile prinsip yang sudah disebutkan dalam webinar di YouTube Universitas Dinamika, tapi yang penting adalah menjadikan pelanggan sebagai teman perusahaan. Sehingga ketika perusahaan membutuhkan kritik dan saran, pelanggan akan dengan leluasa memberikan masukan untuk membangun sebuah usaha. Perlu diketahui, atas prinsip tersebut saat ini omset labpintar sudah Rp3 miliar per bulan, karena layanan Labpintar.id langsuung datang ke rumah pelanggan.
 
Ia berharap kita bisa menerapkan prinsip agile baik dalam kepribadian, keluarga, usaha, organisasi dan pemerintahan. Karena kita sudah tidak perlu mengerjakan hal yang tidak perlu, tapi ketika kita melakukan sesuatu akan bermakna dan berdampak untuk lingkungan kita.
 
Bagi masyarakat yang ingin mempelajari dan mengenal lebih dalam tentang makna Agile bisa menonton di lama Youtube Universitas Dinamika atau di alamat berikut https://www.youtube.com/watch?v=Y8-afXf76pM.(ryo/s)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait