Jumat, 19 April 2024

MASIH TINGGI, PREVALENSI DIABETES DI JATIM

Diunggah pada : 30 September 2015 15:13:44 3394

Jatim Newsroom: Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia terdapat 10 juta orang penderita diabetes, dan 17,9 juta orang yang berisiko menderita penyakit ini. Sementara Provinsi Jawa Timur masuk 10 besar prevalensi penderita diabetes se-Indonesia atau menempati urutan ke Sembilan dengan prevalensi 6,8.

Angka ini satu tingkat diatas DKI Jakarta yang berada diurutan kesepuluh dengan prevalensi 6,6. Sedangkan yang menempati puncak posisi pertama adalah Maluku Utara dengan prevalensi 11,1. “Sedangkan prevalensi untuk Surabaya lebih tinggi dibandingkan Jatim, yaitu tujuh,” tutur Kepala Departemen/SMF PDNS RSU dr Soetomo. Prof Dr Askandar Tjokroprawiro, Rabu (30/9).

Tingginya prevalensi penderita diabetes di Surabaya dibandingkan daerah lainya di Jatim, karena Surabaya merupakan kota besar, dimana pola hidup masyarakatnya sebagian besar tidak sehat. Hal itu didukung dengan kemudahan mendapatkan berbagai jenis makanan enak yang belum tentu sehat, kemudahan mengakses transportasi, kesibukan kerja yang tinggi sehingga tidak memiliki waktu untuk latihan fisik, dan kemampuan ekonominya lebih tinggi. “Penyebab utama diabetes adalah dari keturunan, namun pemicunya adalah pola hidup. Oleh karenanya mulai sekarang harus sadar kesehatn dan memperbaiki pola hidup,” tegasnya.

Askandar mengatakan, dari sekitar 250 juta penduduk Indonesia, 5,7 persennya menderita diabetes dan sebagian besar diderita oleh perempuan. Sedangkan secara internasional, Indonesia masuk 10 besar prevalensi terbesar penderita diabetes, yaitu menempati posisi ketujuh dengan prevalensi 11,77. Dimana posisi puncak diduduki oleh Cina dengan prevalensi 98,4.

“Setiap menit terdapat 12 penderita baru dan setiap menit enam orang meninggal dunia diseluruh dunia. Bayangkan berarti didunia ada 7 juta penderita diabetes baru per tahunnya dan 3,8 juta orang meninggal setiap tahun,” terangnya.

Diabetes benar-benar menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga didunia. Setiap tahun dilakukan studi dan ditemukan berbagai jenis-jenis obat-obatan baru, akan tetapi jika tidak diimbangi dengan perubahan pola hidup masyarakat jumlah penderita diabetes akan terus meningkat.

Di sinilah pentingnya sosialisasi dan edukasi mengenai diabetes kepada masyarakat luas agar semakain sadar kesehatan juga pola hidup sehat. Karena upaya preventif atau pencegahan jauh leih baik daripada mengobati. (hjr)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait