Kamis, 28 Maret 2024

Kepala BKKBN Jatim : Jaga Diri dan Jaga Keluarga di Tengah Pandemi Covid-19

Diunggah pada : 30 Juni 2020 20:45:06 18

Jatim Newsroom - Menyikapi perkembangan pandemi Covid-19, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur, Sukaryo Teguh Santoso, memberikan pesan kepada masyarakat Jatim untuk bersama menjalankan gaya hidup sehat.
 
Pesan itu ditujukan kepada seluruh keluarga dan remaja di Jawa Timur, pegawai Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, penyuluh Keluarga Berencana, dan kader Keluarga Berencana di lini lapangan untuk bersama menjalankan gaya hidup sehat dengan cara menjaga kebersihan diri, memperbanyak konsumsi buah, rajin berolahraga, dan istirahat yang cukup.
 
“Kita mungkin khawatir, tapi tidak boleh panik. Kita mungkin berani, tapi tidak boleh meremehkan,” ujar Teguh, Selasa (30/6).
 
Teguh menganjurkan empat hal penting bagi warga Jawa Timur untuk menangkal penyebaran Covid-19. Empat hal tersebut yakni rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan menggunakan hand sanitizer secukupnya sesuai dengan anjuran Kemenkes dan WHO.
 
Lalu, meminimalkan bersentuhan dengan banyak orang (menghindari kerumunan) minimal menjaga jarak satu meter dan tidak menyentuh area wajah, terutama mata, mulut dan hidung sebelum mencuci tangan.
 
“Tetap waspada, jaga kesehatan diri dan harus selalu mentaati semua anjuran pemerintah dalam melawan wabah Covid-19. Jangan kemana-mana, stay at home, berdoa dan ikhtiar”, ungkap Teguh.
 
Lebih lanjut dikatakannya, bagi yang sudah KB menggunakan metode kontrasepsi dan nyaman, jangan putus memakai KB. Bila menginginkan kehamilan, upayakan tunda dulu sampai dengan pandemi selesai. Jika ingin mempunyai anak harus direncanakan dengan baik.
 
Dia menuturkan, bagi keluarga untuk mendapat pelayanan seputar keluarga bisa akses di situs BKKBN Jatim www.siapbahagia.com. Di laman tersebut bisa ditanyakan apa saja Terkiat remaja, keluarga yang mempunyai balita dan lainnya. Didalam pelayanan itu ada tenaga profesional antara lain dokterdan psikolog. 
 
Teguh menjelaskan, selama pandemi keluarga tidak bisa keluar rumah. Tidak sedikit pasangan subur tidak mendapat pelayanan KB. Jumlahnya hampir 414 ribu per bulan April 2020. 
 
"Karena itu dikhawatirkan lima bulan ke depan setelah pandemi, terjadi kelahiran yang tidak diinginkan. Kita berupaya berkolaborasi dengan Penggerak PKK, dan mitra lainnya di Jawa Timur melakukan pelayanan KB secara serentak dengan tagline sejuta akseptor,” katanya.(her/s)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait