Selasa, 16 April 2024

ITS Ajak Tingkatkan Kepedulian Penghijauan Kampus

Diunggah pada : 21 September 2018 5:06:03 3

Jatim Newsroom - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang memiliki program Eco Campus, didaulat sebagai tuan rumah Lokakarya Nasional UI GreenMetric World University Ranking dan Seminar Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan, Kamis (20/9). Kegiatan ini dikoordinasi oleh Unit Pengendalian, Pengelolaan dan Pengawasan Program (UP4) ITS.

Kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan dari 50 perguruan tinggi di Indonesia ini, secara resmi dibuka oleh Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MScES PhD. UI GreenMetric merupakan sebuah program perankingan dunia yang diinisiasi oleh Universitas Indonesia untuk menilai universitas berdasarkan komitmen dan tindakan universitas terhadap penghijauan dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Pada kesempatan tersebut, Prof Dr Ir Riri Fitri Sari MM MSc selaku Ketua Tetap Panitia UI GreenMetric mengatakan, UI GreenMetric merupakan satu dari sepuluh program perankingan kampus yang berskala internasional dan sudah mendapatkan pengakuan dunia. Sampai saat ini total kampus yang telah terdaftar menjadi peserta UI GreenMetric berjumlah 619 yang tersebar di 76 negara.

Riri menjelaskan, ada enam kriteria yang dijadikan sebagai tolok ukur dalam perankingan dunia ini. Antara lain pengaturan lahan dan infrastruktur, energi dan perubahan iklim, penggunaan air, transportasi, pengelolaan sampah, serta pendidikan dan penelitian. “Indonesia patut berbangga, karena UI GreenMetric ini menjadi satu dari sepuluh program untuk perankingan kampus yang diakui oleh dunia,” katanya.

Ia menjelaskan, pentingnya agenda lokakarya dan seminar nasional ini dilakukan adalah untuk meningkatkan kesadaran kampus-kampus yang ada di Indonesia untuk terus berusaha membenahi lingkungan kampus mereka, agar lebih hijau dan memperhatikan dari sisi keberlangsungan lingkungan ke depannya.

Ia juga sempat mengungkapkan keprihatinannya, mengingat dari 4 ribu lebih perguruan tinggi yang ada di Indonesia, hanya kurang dari 60 perguruan tinggi yang mengikuti program UI GreenMetric ini. “Lingkungan kampus yang bersih dan hijau, serta sarana prasarana yang bisa menunjang keberlanjutannya, bisa menjadi tempat pembelajaran yang menyenangkan bagi mahasiswa,” tandasnya.

Sementara itu, Prof Joni Hermana saat membuka acara mengatakan, yang seharusnya dibawa semangatnya mengikuti kegiatan ini bukanlah untuk dapat menjadi nomor satu pada program pemeringkatan dunia ini. Namun, lebih daripada itu, setiap kampus harusnya membawa semangat kesadaran bahwa menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman dan sadar akan keberlangsungan energi merupakan hal yang perlu dinomor satukan. “Seperti kami di ITS, kami terus berbenah dan terus berusaha menjadikan kampus ITS sebagai kampus yang hijau dan menimbulkan kesadaran bagi warga ITS agar turut menjaga lingkungan kampus,” ujar guru besar Teknik Lingkungan ini.

Pria yang mendapatkan gelar doktornya dari University of Newcastle Upon Tyne, Inggris tersebut menjelaskan, saat ini dalam melakukan upaya penghijauan dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, ITS sudah memiliki tempat pengelolaan sampah terpadu. Ke depannya, tempat pengelolaan sampah tersebut akan terus diperluas lahannya. Lahan di ITS juga sudah dimanfaatkan sebagai kawasan taman, hutan kampus dan urban farming penghasil sayuran organik yang dapat dikonsumsi oleh warga ITS sendiri.

Joni menuturkan, ITS sebagai institusi yang mendidik dan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas harus bisa menjadi contoh yang baik dalam melakukan pengelolaan lingkungan. Sehingga nanti, ketika para mahasiswa yang lulus dari ITS sudah terbiasa dengan pola pikir untuk tetap menjaga lingkungan yang ada di sekitarnya. Sekedar informasi, pada tahun 2017 lalu, ITS berhasil menempati posisi ketiga dalam perankingan UI GreenMetric skala nasional dan menempati posisi 57 di tingkat dunia.

Pada kesempatan ini, juga menghadirkan Wali Kota Surabaya Dr (HC) Tri Rismaharini sebagai keynote speaker. Perempuan yang akrab disapa Risma ini sengaja dihadirkan sebagai pembicara untuk membagi pengalaman dan strateginya yang sudah terbukti bisa menjadikan kota Surabaya sebagai salah satu kota terhijau di dunia.

Wali Kota yang juga alumni ITS tersebut mengatakan, dalam mengelola lingkungan ia sepakat dengan Rektor ITS Prof Joni Hermana. Selain memang terus membenahi dan melakukan upaya penghijauan serta pengelolaan lingkungan yang baik, hal terpenting adalah menanamkan rasa kepedulian masyarakat atas kebersihan lingkungannya.

Risma juga mengatakan, dalam keberhasilannya mengubah wajah kota Surabaya menjadi semakin cantik dan indah saat ini adalah dengan melakukan kontrol yang ketat di setiap sudut kotanya. “Makanya saya pasang sangat banyak CCTV di kota saya (Surabaya, red), sehingga misalkan ada salah satu pompa air yang mati, saya akan tahu dan langsung menyuruh untuk menyalakannya,” ungkapnya sambal menunjukkan hasil pantauan CCTV di tablet PC-nya.

Ia juga berbangga saat ini di tempat pembuangan akhir yang ada di kota Surabaya, sudah dapat menghasilkan listrik untuk mengaliri sudut-sudut jalan dan kantor-kantor pemerintahan yang ada. “Itu semua juga diwujudkan melalui kerja sama dengan ITS sehingga dapat menghemat penggunaan energi,” terang wanita yang sering dipanggil ibunya arek-arek Suroboyo tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli UI GreenMetric Prof Dr Ir Tommy Ilyas MEng menjelaskan, dari keenam kriteria penilaian yang ditetapkan dibagi lagi menjadi beberapa subkriteria atau indikator yang totalnya ada 38 agar lebih spesifik. “Enam indikator tersebut memiliki bobot penilaian sendiri-sendiri,” jelasnya.

Bobotnya yakni 15 persen dalam pengaturan gedung dan lingkungan hijau, 21 persen dalam penggunaan energi alternatif dan masalah perubahan iklim, 18 persen dalam perlakuan daur ulang sampah dan pengelohan limbah, 80 persen dalam menghemat penggunaan air, 18 persen dalam menggunakan transportasi ramah lingkungan, dan 18 persen dalam menciptakan generasi baru yang lebih peduli terhadap keberlanjutan lingkungan hidup.

“Harapan kami, melalui lokakarya dan seminar ini, jumlah partisipan program UI GreenMetric 2018 bisa meningkat dari tahun sebelumnya, khususnya dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia,” ujarnya. (Mad)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait