Jumat, 29 Maret 2024

Gubernur Optimistis Kolaborasi RSUD Soetomo - Unair Lahirkan Kesejahteraan

Diunggah pada : 27 Maret 2017 13:49:29 0

Jatim Newsroom – Gubernur Jawa Timur, H Soekarwo optimistis kolaborasi yang terjalin antara Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo dan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) akan melahirkan kesejahteraan untuk masyarakat secara luas. Pasalnya, salah satu penyebab kemiskinan adalah tidak bertemunya derajat kesehatan dan kualitas pendidikan.

“Hari ini, Bapak Menristek Dikti Muhammad Nasir mengambil keputusan penting tentang riset yang harus dikembangkan RSUD Dr Soetomo dan Unair. Kerjasama keduanya disamping menghasilkan lulusan dengan kompetensi mumpuni, juga meningkatkan layanan kesehatan di rumah sakit,” kata Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo saat mendampingi Menristek Dikti di RSUD Dr Soetomo, Senin (27/3).

Ia menjelaskan, RSUD Dr Soetomo milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur tidak hanya menyediakan layanan kesehatan secara terpadu, fungsi lain yang dikembangkan adalah wahana pendidikan dan penelitian. Untuk itu, RSUD Dr Soetomo harus memiliki tenaga dosen yang memiliki kompetensi, kesetaraan, pengakuan, dan nomor induk dosen.

“Kami menyambut baik langkah Kemenristek Dikti memberikan nomor induk dosen khusus kepada 216 Dokter di RSUD Soetomo, termasuk 39 dokter didalamnya yang dinyatakan telah lulus sertifikasi dosen. Sehingga ada kontribusi positif dan saling melengkapi demi peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.

Pakde Karwo mengungkapkan, tantangan yang sedang dihadapi Jawa Timur saat ini adalah angka kemiskinan di empat kabupaten di Pulau Madura. Secara berturut-turut angka kemiskinan di Kabupaten Sampang sebanyak 24 persen, Bangkalan 23 persen, Sumenep 21 persen dan Pamekasan 19 persen. Menurutnya, langkah penguraian kemiskinan di daerah tersebut dapat dimulai dengan riset bidang kesehatan dan pendidikan.

Lebih lanjut, dikatakan Pakde, bidang kesehatan yang harus diperkuat adalah upaya promotif dan preventif. Kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan menghindari perilaku tidak sehat sangat penting, terutama untuk menekan angka pengeluaran. Apabila mengandalkan upaya kuratif maka pengeluaran untuk biaya pengobatan menjadi tak terbatas.

Ia kemudian mencontohkan rata-rata pengeluaran BPJS di Puskesmas setiap bulannya mencapai 200 juta, rinciannya 60 persen untuk tenaga kesehatan sementara 40 persen yang lain digunakan memenuhi kebutuhan obat pasien. Sebagai solusi, Pakde mengusulkan sebanyak 20 persen disediakan dana untuk promotif dan preventif.

Saat ini, Jawa Timur memiliki sebanyak 3.223 Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes) dari total sebanyak 5700 Pondok Bersalin Desa (Polindes). Setiap desa di sediakan 1 Bidan dan 2 perawat, salah satu perawat diberi tugas khusus untuk melakukan langkah-langkah promotif dan preventif agar kesadaran masyarakat tentang kesehatan menjadi lebih baik.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Muhammad Nasir menyatakan, kolaborasi yang dilakukan RSUD Dr Soetomo dan Unair merupakan langkah stategis yang bisa dicontoh oleh provinsi lain. Secara khusus, Menristek Dikti memberikan apresiasi kepada Jawa Timur atas perhatiannya pada dunia kesehatan dan pendidikan. "Luar bisa perhatian Gubernur Soekarwo, bahkan saya dengar masing-masing peneliti dianggarkan Rp 50 juta. Kita berharap langkah ini membuat kemajuan di berbagai lini kehidupan,” ungkapnya.

Selain Menristek Dikti dan Gubernur, acara Penyerahan Sertifikat Dosen dan Surat Keputusan (SK) Jabatan Guru Besar serta Penyerahan Dana Riset dan Penghargaan Publikasi Hasil Riset juga dihadiri oleh Rektor Unair, Moh Nasih, Direktur RSUD Dr Soetomo, Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Kepala Dinas Pendidikan Jatim dan sejumlah dokter. (luk/ufy)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait