Rabu, 24 April 2024

Gubernur: 50 Persen Keberhasilan Pendidikan Ditentukan Kepala Sekolah

Diunggah pada : 10 Februari 2016 13:36:29 7

Jatim Newsroom-Gubernur Jatim  Dr. H. Soekarwo mengatakan bahwa 50 persen keberhasilan pendidikan yang menentukan adalah kepala sekolah. ”Jadi  baik-buruknya kualitas pendidikan  itu sebesar 50 persen  berada di tangan Kepala Sekolah,” tutur Soekarwo saat memberikan pengarahan Pemetaan Kompetesi Kepala Sekolah SMA, SMK dan Pendidikan Khusus (PK) Negeri se Jatim di Badan Diklat Prov Jatim, Rabu (10/2).

            Lebih lanjut dikatakannya, pendidikan sangat penting karena menjadi tonggak penentu keberhasilan  pembangunan di segala bidang, baik bidang ekonomi, kesehatan maupun sosial budaya.

Selain itu tugas kepala sekolah sangat berat, karena mereka menjadi penentu keberhasilan pendidikan dalam mencetak kualitas SDM di Jatim. Seorang Kepala Sekolah dituntut harus mampu membuat program dan  titik nol sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.

Titik nol itu dibuat pada bulan Juni, konsepnya seperti apa, bagaimana keadaan sekolahnya, mulai dari hardware dan Software serta berapa jumlah guru pengajarnya. Semuanya harus digambar dan dirinci serta visi dan misinya ke depan seperti apa dalam setahun.

Dari gambaran dan program yang dibuat dalam titik nol itulah, seorang Kepsek  bisa dilihat dan diukur kemampuannya dalam memanage, memimpin, mengarahkan dan mensupport  serta memonitoring bawahannya dalam mengendalikan  atau membawa  sekolahnya kearah yang lebih baik atau malah sebaliknya.

Menurutnya, Kepala Sekolah (Kepsek) yang memiliki tugas sangat berat mempersiapkan SDM generasi muda yang kuat, berani serta berdaya saing  sebagai petarung-petarung di ASEAN Timur pada tahun 2025.

            Strategi Kebijakan Bidang Pendidikan menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) adalah merubah pola pikir masyarakat. Caranya harus mempunyai pemikiran bahwa mendidik orang  lebih penting dari pada meninggalkan warisan berupa barang.

Dicontohkannya, Cina dan India adalah negara yang bisa maju pesat karena kurikulum pendidikannya bagus. Kedua negera tersebut memperbanyak sekolah Vocasional dan community college dari pada sekolah umum.

Jatim ingin seperti mereka dengan mengubah komposisi jumlah SMK-nya  lebih besar dibanding jumlah SMA,  dengan  menyiapkan lapangan kerja untuk lulusan SMK dengan membangun kerjasama dengan pemerintah German. Karena, Jatim ingin menyiapkan tenaga kerja yang memiliki ketrampilan dengan membangun SMK  yang bertaraf internasional.(ern)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait