Rabu, 24 April 2024

Djaja Laksana: Lokasi Pengeboran Lapindo di Kedung Banteng Sidoarjo Tidak Aman

Diunggah pada : 14 Januari 2016 16:33:04 129

Jatim Newsroom - Penemu Teori Bendungan Bernoulli untuk mengentikan semburan lumpur  Lapindo, Djaja Laksana memastikan lokasi pengeboran baru yang dilakukan PT Lapindo Brantas di Desa Kedung Banteng Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo tidak aman karena berdekatan dengan Sumur Banjar Panji Satu (semburan lumpur lapindo).

“Kalau dihitung dari pusat semburan lumpur, hanya sekitar 4 Km atau 2 Km dari ring terluar tanggul, ini sangat dekat sekali, jadi sangat tidak aman,” kata Alumni ITS ini saat memberikan keterangan di Surabaya, Kamis (14/1).

Menurutnya, memang secara terori atau teknis Lapindo akan lebih berhati-hati dalam mengerjakan pengeboran lokasi baru, dengan mengacu pada kegagalan di sumur Banjar Panji Satu, sehingga pemasangan casing dan Blow Out Preventer (BOP) akan dilakukan. Namun, faktor teknis saja tidak cukup, kajian menyeluruh mengingat penurunan muka tanah (land subsidence) bisa terjadi. ”Mungkin sekarang arah land subsidence ke barat tetapi bisa saja arah akan berbalik, karena kita tidak bisa memperkirakan apa yang terjadi di dalam tanah,” katanya.     

Belum lagi, masalah non teknis yakni perasaan khawatir  warga Sidoarjo yang takut jika terjadi bencana semburan lumpur kedua. ”Jarak pengeboran baru dengan pemukiman hanya 200 meter, ini sangat dekat sekali, ini sangat berbahaya,” tuturnya.

Lebih lanjut dikatakannya, agar proses pengeboran aman, maka Lapindo harus menutup semburan lumpur di Sumur Banjar Panji Satu dengan terori Bernaulli. “Teori Bernaulli bisa menghentikan semburan, tinggal pemerintah mau apa tidak melaksanakannya,” ungkapnya.  

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur H Soekarwo telah mengirim surat pada 8 Januari 2016 kepada Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, tentang permintaan agar pengeboran oleh PT Lapindo Brantas Incorporated di Desa Kedung Banteng Tanggulangin Sidoarjo dihentikan sementara.

Menurut Soekarwo, surat itu adalah aspirasi masyarakat. Ia juga meminta supaya manajemen Lapindo transparan menjelaskan dampak pengeboran kepada masyarakat. Apakah benar-benar aman dan menjamin semburan lumpur Lapindo tak kembali terulang.

Untuk diketahui Lapindo merencanakan mengebor Sumur Tanggulangin 1 Desa Kedungbanteng Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo. Sumur Tanggulangin 1. Tempat pengeboran itu hanya berjarak sekitar dua kilometer dari tanggul terluar lumpur panas Lapindo. Pengeboran dijadwalkan dimulai Maret 2016.

Semburan lumpur panas Lapindo telah mengubur permukiman, lahan sawah dan industri seluas 800 hektare. Total ada 15 Desa di Kecamatan Porong Tanggulangin dan Jabon yang terkena bencana Lumpur Lapindo. (hjr)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait