Kamis, 25 April 2024

Dinkes : 89 Persen Penderita TBC Dapatkan Pengobatan Optimal

Diunggah pada : 27 Maret 2017 8:28:02 9

Jatim Newsroom– Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur menyebut dari jumlah yang ditemukan, sebanyak 89 persen penderita Tuberkulosis (TBC) kini telah mendapatkan pengobatan secara optimal. Diharapkan, angka bisa bertambah seiiring dengan meningkatkannya kesadaran masyarakat.

Kepala Dinkes Jatim, Kohar Hari Santoso mengatakan, berdasarkan data terbaru di Jawa Timur terdapat penderita TBC sebanyak 123.414 orang dan baru 39 persen yang ditemukan. Seluruh kalangan terutama masyarakat diminta pro aktif membantu penemuan penderita TBC, selanjutnya didorong untuk mau berobat hingga sembuh.

Ia menjelaskan, beberapa penyebab minimnya penemuan penderita TBC, diantaranya rumah penderita jauh dan terpencil sehingga tidak mampu berobat secara rutin, badan tidak kuat untuk pergi ke balai pengobatan disebabkan kurang gizi, serta penderita masih ragu dengan tenaga medis.

“Bersinergi dan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, di tahun 2050 ditargetkan Indonesia bebas TBC. Optimistis target ini dapat tercapai,” ungkap Kohar, Minggu (26/3) pada Jambore Kader TBC se-Jawa Timur di UIN Sunan Ampel Surabaya.

Koordinator program TBC HIV Care Aisyiah Jatim, Emi Yuliana Ulya menambahkan, pada peringatan Hari TBC Sedunia, pihaknya melaksanakan program ketuk pintu seribu rumah untuk sosialisasi dan pemeriksaan kesehatan, skrining terduga pasien TBC, hingga pendampingan minum obat bagi pasien TBC. Dari program tersebut, Aisyiah Jatim berhasil menjaring ribuan terduga penderita. Rinciannya, dari 22 kabupaten dan kota yang menyelenggarakan program, jumlah rumah yang diketuk ada 45.417 buah. Jumlah orang yang mengikuti skrining (pemeriksaan) mencapai 83.695 dan 5.328 diantaranya menjadi terduga penderita TBC. Bagi yang terduga, diantarkan untuk menjalani pengobatan di puskesmas..

Ia mengungkapkan, beberapa program yang dilakukan tidak berhenti pada langkah pengobatan di Puskesmas. tim akan terus mendampingi  terduga selama menjalani proses perawatan.  “Pasien TBC tak bisa sembuh cepat, sehingga, kami akan membantu proses perawatan hingga pasien sembuh. Harus dipastikan pasien TBC telah meminum obatnya,” tandas Emi.

Seperti diketahui, TBC adalah penyakit menular paru-paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini ditularkan dari penderita aktif yang batuk dan mengeluarkan titik-titik kecil air liur dan terinhalasi oleh orang sehat yang tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit ini.

Berdasarkan survei prevalensi pada 2014, Indonesia berada di peringkat kedua di dunia penyumbang penderita TBC terbanyak setelah India. Diperkirakan kasus TBC baru di Indonesia adalah 399 per 100.000 penduduk (total kasus TBC 1000.000). Jawa Timur menduduki peringkat kedua setelah Jawa Barat dalam hal jumlah semua kasus TBC. (luk)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait