Kamis, 25 April 2024

Di Bojonegoro, Komida Targetkan 2.500 Warga Miskin Miliki Jamban

Diunggah pada : 19 November 2017 6:30:56 65

Jatim Newsroom- Masih minimnya masyarakat Kabupaten Bojonegoro yang memiliki jamban, mengundang kepedulian Koperasi Mitra Dhuafa (Komida). Dari 12.000 perempuan miskin yang menjadi anggota di Kabupaten Bojonegoro, sebanyak 500 anggota masih aktif untuk pembiayaan sanitasi sementara 300 anggota telah lunas.

“Tahun depan 2.500 anggota ditergetkan sudah memiliki jamban dan saluran air bersih,” kata Sugeng Riyono, Direktur Operasional Koperasi Mitra Dhuafa (Komida), Sabtu (18/11).

Untuk mewujudkan program tersebut, Komida selama ini menerapkan sistem perbankan atau pinjaman denga pola Grameen Bank. Sistem ini menitik beratkan pada beberapa hal, yaitu solidaritas, kerjasama kelompok, pengembangan sumber daya manusia, kerja keras, kejujuran, dan ketepatan sasaran kredit yang disalurkan. “Alhamdulillah sistem ini diterima dengan baik oleh masyarakat, dan mereka sangat antusias,” ujarnya.

Di Kabupaten Bojonegoro, dari tiga cabang yang dimiliki, yakni di Kecamatan Ngasem, Kalitidu, dan Dander tercatat perputaran uang Komida mencapai Rp10 milyar yang bisa di akses oleh masyarakat. Karena dana yang masih ada dimasyarakat atau disalurkan (outstanding) Rp16,8 milyar untuk Bojonegoro saja.Sedangkan untuk tabungan di Bojonegoro mencapai Rp 7,1 milyar dan untuk kredit macet di Bojonegoro Rp 11,3 juta.

Dikatakannya, keterbatasan ekonomi masih saja menghambat masyarakat Jawa Timur untuk memiliki jamban. Bahkan masyarakat Kabupaten Bojonegoro yang wilayahnya dikenal kaya minyak dan gas, ternyata masih banyak yang belum memiliki jamban, akibat kendala keuangan. 

Komida fokus menggarap sektor sanitasi masyarakat miskin karena tidak ada lembaga keuangan besar yang mau menggarap sektor ini. "Sudah tiga tahun kami membantu pembiayaan masyarakat miskin dari sisi kesehatannya dan berhasil," ujarnya.

Tidak hanya di Bojonegoro, Sugeng menyebutkan, berdasarkan data survey internal (PPI) pada bulan Juli 2014, ada 32.077 anggota belum memiliki tolilet dan 30.268 memiliki toilet tanpa septitank. Artinya ada 62.345 anggota kita yang belum memiliki jamban yang layak dan sehat dari 170.000 anggota Komida (36,6%). “Secara nasional Komida menargetkan 20 ribu anggota pada tahun 2018 memiliki jamban,” ujarnya.

Untuk mewujudkan ambisi tersebut, Komida menggandeng lembaga nirlaba asing Water.org dan petugas sanitarian lokal. Selain itu memasukkan pembiayaan sanitasi sebagai salah satu indikator keberhasilan cabang dari sisi target Sosial Performance Management (SPM), Pelatihan untuk staf Komida, memberikan insentif untuk staf memasukkan indikator SPM, seleksi & pelatihan untuk tukang, serta pemicuan kepada anggota secara langsung dan tidak langsung.

Salah seorang penerima kredit jamban, Supeni yang warga RT 19, RW 04 Dusun Kedung Ngingas, Desa Kolong Kecamatan Ngasem, Bojonegoro mengaku sebetulnya ada program pemerintah dalam pengadaan jamban. ”Tapi bantuannya terlalu sedikit untuk orang miskin seperti kami," ujarnya.

Ia menyebutkan, bantuan pemerintah lewat desa yang hanya berupa 2 unit bis, 1 closet dan biaya untuk tukang bangunan Rp 30 ribu. "Tanpa bantuan dana dari pihak lain, tak mungkin kami bisa membuat jamban," ujarnya.

Dalam kondisi normal, Supeni dan warga desa yang lain sudah terbiasa buang hajat di tegalan atau hutan. Tapi ketika anak perempuannya semakin dewasa, dia merasa butuh fasilitas buang air yang lebih aman dan nyaman. Berkat kucuran kredit dari Komida dan kerjasama water.org, ibu dua anak itu kini sudah memiliki jamban yang proses pembangunannya menghabiskan anggaran hingga Rp 10 juta. (jal)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait