Jumat, 19 April 2024

Buka Munas V APPSI, Jokowi Tekankan Lima Hal Dalam Membangun Bangsa

Diunggah pada : 26 November 2015 11:12:03 4

Jatim Newsroom- Presiden RI, H Joko Widodo secara resmi membukaMusyawarah Nasional (Munas) V Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Makassar Sulawesi Selatan, Rabu (25/11) malam.Dalam pembukaan, Presiden Jokowi menekankan lima hal yang harus diperhatikan dalam membangun bangsa.

Presiden Jokowimengatakan, terdapat lima hal yang harus diperhatikan dalam pembangunan, yakni pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, angka kemiskinan, inflasi, dan Koefisien Gini (Gini Ratio). “Kita boleh kerja keras dari pagi hingga pagi lagi, tapi jika lima hal ini tidak kita kejar, ya percuma saja,” katanyasaat membuka Munas V APPSI dengantema “Optimalisasi Peran Pemerintah Provinsi Dalam Mempercepat Perwujudan Indonesia Sejahtera” yang digelarselama 3 (tiga) hari, yaitu 25-27 November 2015.

Dikatakajn Jokowi, sampai dengan kuartal ketiga 2015, pertumbuhan ekonomi nasional tercatat sebesar 4,73% (data Oktober 2015), sedangkan tingkat pengangguran 6,18 juta jiwa (data Agustus 2015), angka kemiskinan 11,2% (data September 2015), inflasi 2,16% (Oktober 2015), dan Gini Ratio 0,4 (Oktober 2015).

“Artinya, dilihat dari inflasi dan pertumbuhan ekonomi, kita masih ada keuntungan. Tapi yang perlu menjadi catatan, jangan bangga dulu jika pertumbuhan ekonomi tinggi tapi inflasinya masih berada diatasnya, ini tidak ada artinya. Kita harus memacu pertumbuhan ekonomi kita diatas laju inflasi,” tegasnyamelalui siaran pers Humas Setdaprov.

Sementara itu, ditemui seusai acara, Gubernur Jatim H Saoekarwo mengatakan, untuk memacu pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengangguran terbuka serta mengentaskan masyarakat miskin di daerah, sebaiknya digunakan demokrasi partisipatoris. Pasalnya, kebutuhan antara satu orang dengan orang lainnya tidak sama.

“Di Jawa Timur, kami mengajak diskusi masyarakat untuk menentukan solusi atas permasalahan ekonominya. Misalkan ada yang ingin berdagang bakso tapi tidak memiliki modal, ya kita berikan rombong bakso dan modal dagangnya, kemudian ada yang ingin beternak, ya kita berikan modal kambing. Inilah demokrasi partisipatoris, solusi partisipatoris memberi peluang yang luas kepada rakyat untuk berpartisipasi secara efektif dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kebijakan publik. Pembangunan untuk semua, dikerjakan secara bergotong-royong, rakyat sebagai subyek pembangunan (people center development, red),” tegasnya.

Berkat demokrasi partisipatoris yang dijalankannya, kinerja ekonomi Jatim mengalami percepatan dari 4,57 persen ke 5,29 persen pada Semester I 2015, melaju diatas  pertumbuhan industri nasional yang sejak 2011 menunjukkan tren melambat, dari 6,26 persen menjadi 4,2 persen pada Semester I 2015.

Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional juga konsisten meningkat. Pada 2011, Jatim menyumbangkan 19,2 persen atau sebesar Rp326,63 triliun dari total PDB Nasional yang mencapai Rp1.704,25 triliun.Selanjutnya, jumlah tersebut meningkat pada 2014, yakni PDRB Jatim berkontribusi sebesar Rp445,30 triliun atau sebesar 20,1 persen terhadap PDB Nasional yang mencapai Rp2.215,75 triliun. (put)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait