Kamis, 28 Maret 2024

BPTP Jatim Kembangkan Bawang Putih Kayu

Diunggah pada : 11 September 2019 5:19:57 32

Jatim Newsroom- Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur terus berkiprah meramu teknologi dan menggali sumberdaya genetik lokal bawang putih untuk mendukung swasembada 2021. Salah satu SDG yang bisa diandalkan adalah aksesi bawang putih lokal yang disebut Kayu oleh petani sekitar Malang, Batu, Probolinggo atau Ilalang menurut petani Bondowoso.

Hal ini karena bentuk batangnya keras seperti kayu juga daunnya lurus, tegak seperti rumput ilalang. Dari hasil 2 periode uji adaptasi di wilayah Pujon dan Ngantang, Kabupaten Malang dengan ketinggian 850 dan 1.200 m dpl maka si “Kayu” tetap memiliki ukuran umbi mungil hasil pertanaman Oktober -Nopember maupun Januari-Maret. Kelebihannya bawang putih Kayu memiliki toleransi tinggi terhadap serangan OPT dibandingkan Lumbu Hijau, Lumbu Kuning, Lumbu Putih dan Tawangmangu Baru serta berumur genjah 90-95 hari sedangkan varietas lainnya 120 -130 hari.

Kepala Balai BPTP Jatim, Chendy Tafakresnanto, Selasa (10/9) mengatakan terus berusaha menggali potensi bawang putih Kayu, karena berharap bisa memiliki beberapa keunggulan selain umur genjah dan ketahanan terhadap OPT. Untuk itu uji adaptasi dilakukan kembali di dataran rendah, tepatnya di Kebun Percobaan Karangploso, Malang pada ketinggian 490 m dpl dan ditanam akhir Mei-Agustus, sehingga saat pembentukan umbi terpaparkan suhu dingin yang biasa dikatakan “Bediding”.

Keunggulan bawang putih Kayu nampak menonjol saat ditanam di dataran rendah tersebut karena dari ukuran umbi generasi ke- 1, 2, dan 3 yang dihasilkan terlihat bahwa pembesaran umbi 4 kali lipat, dimana pada generasi 1 dan 2 memiliki diameter umbi kisaran 0,7 dan 1,2 cm, maka generasi ke 3 yang terpapar suhu dingin diameter umbi membesar menjadi 3,3-4,5 cm. Sedangkan kisaran berat umbi generasi ke-1 (1-2,5 gram) generasi ke-2 (8-11 gram) dan generasi ke-3 (14-29 gram).

Dari hasil uji coba di dataran rendah maka bawang putih Kayu saat pembentukan umbi mampu tumbuh lebih maksimal dibandingkan saat ditanam di dataran tinggi Pujon dan Ngantang. Produktivitas bawang putih Kayu yang ditanam di dataran rendah lebih menjanjikan asalkan ditanam saat musim kemarau sekitar bulan Mei yang terkena suhu dingin bulan Juli-Agustus. Hal ini terbukti dari asal benih siung umbi 1 kg bisa menghasilkan panen basah umbi dan brangkasan 80 kg. Tentunya disertai teknologi pemberian pupuk organik plus Trichocompos dan tambahan unsur hara N, P dan K sesuai kebutuhan tanaman dan ketersediaan unsur hara dalam tanah. Perendaman benih pada larutan Trichoderma 10cc/l air selama 10 menit lebih menjamin sebagai tindakan preventif terhadap penyakit tular tanah, seperti Fusarium. Selain itu penanaman refugia di areal pertanaman lebih dianjurkan sebagai sarana keberadaan musuh alami. (jal)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait