Sabtu, 20 April 2024

Bank Indonesia Jatim Bangkitkan Pariwisata Lewat Pelatihan Wartawan

Diunggah pada : 19 April 2021 20:44:22 15

Jatim Newsroom – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur mengelar pelatihan wartawan untuk membantu membangkitkan dunia pariwisata yang terpuruk di era pandemi Covid-19. Diharapkan melalui pelatihan penulisan di bidang pariwisata terutama di era digital ini, bisa memicu orang untuk berkunjung ke obyek-obyeak wisata Jawa Timur.
 
Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim, Difi Ahmad Johansyah mengatakan, pihaknya memiliki tanggung jawab sosial untuk mempromosikan pariwisata di Jawa Timur. "Kalau pariwisata bangkit lagi dan ramai, dampak positifnya akan berimbas ke perekonomian masyarakat Jawa Timur," ujar Difi di sela-sela pelatihan wartawan hari kedua di Surabaya, Minggu (18/04/2021).
 
Melalui pengamatannya, informasi dan pemberitaan tentang pariwisata selama ini masih kurang memenuhi kebutuhan calon wisatawan, sehingga mereka kurang tertarik untuk berkunjung ke sebuah obyek wiasata. Difi berharap, perkembangan dunia digital bisa dimanfaatkan oleh para jurnalis untuk lebih kreatif dan produktif, agar dunia pariwisata Jatim ini bisa semakin menarik untuk dikunjungi.
 
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim, Sinarto, sebagai nara sumber dalam acara ini berharap seluruh dinas pariwisata pemkab/pemkot di wilayahnya untuk saling rembuk nyekrup  dengan dinas kesehatan, Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD)  dan dinas perhubungan di wilayahnya masing-masing, terutama di era pandemi Covid-19 seperti sekarang. "Kesiagaan seperti itu sudah terjadi di daerah-daerah yang mengunggulkan pariwisata seperti Banyuwangi, Magetan, Malang Raya, dan Trawas Mojokerto," tuturnya.
 
Dengan kesiagaan seperti itu, kata Sinarto, ketika terjadi sebuah masalah terutama yang terkait dengan Covid-19, petugas yang terkait bisa langsung datang sehingga masalah bisa segera tertangani. Bahkan di sejumlah daerah, kata dia, sudah difasilitasi dengan layanan-layanan seperti pemeriksaan.
 
Pada kesempatan itu, pihaknya juga mengandalkan desa wisata sebagai salah satu alternatif wisata di era pandemi Covid 19 seperti sekarang. "Desa wisata menjadi andalan, meski sebetulnya orang-orang yang bepergian dalam keadaan seperti sekarang  itu sudah dalam kondisi sehat," ujarnya.
 
Ketika belum memasuki periode mudik seperti sekarang saja, kata dia, jumlah pengunjung desa wisata saat ini sudah mencapai 10 juta orang. Kalaupun ada tambahan pengunjung di desa wisata yang menawarkan keunggulan wilayahnya masing-masing itu di era mudik, jumlah itu disebut hanya sekedar tambahan saja.
 
Menurutnya, desa wisata juga menjadi alternatif di era larangan mudik seperti sekarang. Masyarakat yang tidak bisa kemana-mana itu bisa memanfaatkan desa wisata di daerahnya masing-masing sebagai obyek tujuan wisata. (ryo/s)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait