Sabtu, 20 April 2024

Atur Keselarasan, Pembangunan Jatim Harus Berbasis Spiritual

Diunggah pada : 12 Oktober 2018 14:57:29 14

Jatim Newsroom - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, menekankan pembangunan Jatim harus berbasis spiritual. Namun hal ini tentunya tidak semata meletakkan nilai-nilai yang baik, tapi juga mengatur keselarasan kehidupan antara dunia dan akhirat. Konsep pembangunan ini dilakukan secara kompak oleh pemerintah, TNI, Polri, tokoh agama, dan tokoh masyarakat di Jatim.
 
“Ini adalah ciri khas Jawa Timur, kekhasan inilah yang menjaga harmoninya 73 tahun kehidupan di provinsi ini. Basisnya pemikiran spiritual bahwa perbedaan adalah sunnatullah. Sebagai contoh, TNI dan Polri menjaga dan mendekati masyarakat bukan dengan kekuasaan, tapi dengan humanisme, dengan komunikasi,” ujar Gubernur Soekarwo yang akrab disapa Pakde Karwo, dalam sambutannya saat Malam Resepsi dan Tasyakuran dalam Rayakan Hari Jadi ke-73 Provinsi Jawa Timur Tahun 2018, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (11/10) malam.
 
Dia menuturkan, Pembangunan Jawa Timur yang berbasis spiritual mampu menghadirkan harmoni kehidupan bermasyarakat di provinsi ini. Karena itu, pembangunan tersebut harus terus dipertahankan, dijaga, dan ditingkatkan oleh seluruh elemen di Jatim.
 
Pakde menuturkan, berkat pembangunan yang berbasis spiritual, Jatim tetap menjadi provinsi dengan kehidupan bermasyarakat yang harmoni. Artinya, meskipun masyarakatnya beragam, namun provinsi ini menjadi tempat yang ramah, aman, nyaman, dan memberikan ruang publik (public sphere) yang cukup bagi masyarakat.
 
“Dengan begitu, terjadi saling menyapa diantara pemimpin dan rakyatnya, Ibarat harmoni, jika didengarkan suaranya indah sekali. Saya optimis Jatim bisa mendendangkan suara tersebut dengan baik. Sebab seluruh elemen di provinsi ini sangat mensyukuri nikmatNya dan sepakat pembangunan berbasis spiritual ini harus dijaga” paparnya.
 
Ketua DPRD Jatim, Abdul Halim Iskandar, memberikan apresiasi positif terhadap kinerja Pakde Karwo. Menurutnya, dalam dua periode kepemimpinan Pakde Karwo, provinsi ini telah menjadi barometer nasional, baik barometer ekonom, politik, budaya, keberagaman, dan lainnya.
 
“Ini semua berkat konsep yang digulirkan Pakde Karwo, yang dinamakan konsep kesalehan sosial. Sebuah konsep yang menyentuh seluruh sisi kehidupan, baik dunia dan akhirat. Konsep ini istimewa, karena tidak dimiliki oleh provinsi lain. Semua ini tidak lepas dari style kepemimpinan Pakde Karwo dalam sepuluh tahun memimpin Jatim” ujarnya.
 
Memasuki usia ke-73 tahun provinsi Jawa Timur, katanya, masyarakat di Jatim semakin bertambah dan beragam, namun Pakde Karwo telah berhasil menjaga karakter khas dari provinsi ini, yakni karakter pejuang, petarung, berani, membela yang lemah, dan pekerja keras, namun tetap berada dibawah payung karakter religiusitas.
 
“Jawa Timur masih eksis sebagai provinsi yang punya kearifan dan keberanian lokal. Ini ditunjukkan Pakde Karwo, dimana beliau adalah satu-satunya kepala daerah yang berani membela rakyatnya ketika ada keputusan dari pemerintah pusat yang berpotensi merugikan,” terangnya. (ris/s)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait