Jumat, 19 April 2024

PERMINTAAN MENINGKAT, PRODUKSI HORTIKULTURA NAIK 10 PERSEN

Diunggah pada : 9 Mei 2015 13:18:21 144
thumb

Meningkatnya permintaan masyarakat pada produk hortikultura lokal membuat minat petani untuk menanam sayur dan buah juga ikut meningkat. Hal itu mendongkrak angka produksi hortikultura hingga mengalami peningkatan sebesar 10 persen di tahun 2014.
"Produksi hortikultura nasional sepanjang tahun 2014 mengalami kenaikan. Produksi berupa sayuran, buah, florikultura dan tanaman obat mengalami kenaikan hingga 10 persen. Kenaikan produksi terjadi sejalan dengan tuntutan akan kebutuhan produk hortikultura dengan tren gaya hidup sehat masyarakat," kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kemtan), Hasanuddin Ibrahim, Sabtu (9/5).
Ia mengatakan, dari data BPS telah ditetapkan angka sementara (Asem) 2014 untuk produk empat komoditas hortikultura. Asem produksi sayur sebesar 11,77 juta ton naik 1,9 persen dari produksi sayuran pada angka tetap (Atap) 2013 sebesar 11,55 juta ton. Untuk buah produksinya pada Asem 2014 sebesar 19,97 juta ton naik dari Atap 2013 sebesar 18,28 juta ton atau naik 9,2 persen.
Produk florikultura seperti buah potong produksinya pada Asem 2014 sebesar 742,86 juta tangkai naik dari Atap 2013 sebesar 684,09 juta tangkai atau naik sebesar 8,59 persen. Kemudian untuk tanaman obat pada Asem 2014 produksinya naik 18,3 persen menjadi 640 juta ton dari 541 juta ton pada Atap 2013.
Menurutnya, banyak petani yang memutuskan untuk masuk ke tanaman hortikultura. "Pemintaan tinggi untuk hortikultura sejalan dengan bertumbuhnya kelas menengah. Terutama untuk perubahan gaya hidup yang meningkatkan naiknya permintaan produk hortikultura," ujarnya.
Di sisi lain, kebijakan impor seperti karantina di pelabuhan membuat produk impor hortikultura yang masuk juga sedikit. Hal itu membuat kualitas hortikultura impor juga tidak sebaik produk segar nasional. Selain untuk kebutuhan masyarakat produk hortikultura lokal juga diminati pasar luar negeri.
Seperti diketahui, beberapa komoditas seperti buah markisa, terong, cabai merah, dan kacang hijau pada semester kedua ini semakin diminati enam negara, yakni Singapura, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Unit Emirat Arab. Dari enam negara tujuan ekspor, Jepang menjadi negara paling gemar impor hortikultura dari Indonesia berupa produk terong, kacang hijau, dan juga produk jamu herbal.
Di sisi lain, produk jamu herbal seperti kunyit asam, jahe, temulawak, kumis kucing dan tanaman purwaceng juga merambah pasar ekspor di AS, Tiongkok, dan Jepang. Tingginya konsumsi masyarakat akan produk herbal membuat produk jamu herbal semakin digemari masyarakat dunia.
Namun di tanah air produksi jamu herbal masih belum mendapat tempat di dunia kesehatan. Kondisi ini terjadi karena belum adanya sinkronisasi antara industri dengan petani. Kalaupun ada jumlahnya masih sedikit dan dikuasai industri-industri besar. (afr)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait