Sabtu, 20 April 2024

RPH SURABAYA BUKA UNIT USAHA JUAL DAGING

Diunggah pada : 3 Februari 2015 10:30:07 493
thumb

Jika sedianya RPH (Rumah Potong Hewan) Kota Surabaya hanya memiliki usaha potong hewan, tahun ini aka ada unit usaha baru, yakni pengadaan dan penjualan daging sapi. Dengan adanya unit usaha baru itu, BUMD Kota Surabaya tersebut menargetkan peningkatan pendapatan.

“Walikota Surabaya meminta kami untuk mendistribusikan daging ke pasaran. Nantinya kami harus kulakan sapi di beberapa kabupaten di Jawa Timur seperti Jember, Probolinggo, Tuban dan Bojonegoro, di sana kualitas sapinya bagus,” kata Direktur Utama RPH Pegirikan Surabaya, Nur Wahono, Selasa (3/2).

Dengan penambahan unit usaha itu, pihaknya menarget pendapatan tahun ini mencapai Rp60 miliar. Jumlah itu akan jauh lebih tinggi dari capaian tahun lalu yang hanya mencapai Rp15 miliar dengan laba Rp300 juta. “Dengan memperluas bisnis baru, tahun ini kami mengincar laba Rp450 juta,” katanya.

Wahono mengatakan penambahan unit bisnis baru tersebut adalah dengan melakukan pengadaan daging sapi, termasuk menjualnya ke pasar secara langsung. Selama ini, RPH hanya menjadi jasa memotong hewan kambing, sapi dan babi.

Rata-rata RPH melayani pemotongan hewan hingga 40 ekor kambing, 180 ekor sapi per hari dan 180 ekor babi setiap dua hari sekali. RPH rata-rata memotong sebanyak 180 ekor sapi dan 40 ekor kambing. Sedangkan babi pemotongannya dua hari sekali dengan jumlah 180 ekor. Dari data tersebut, pendapatan dari pemotongan paling besar disumbang oleh pemotongan babi.

Direktur Jasa dan Niaga RPH Kota Surabaya, Lutfi Rachmad menuturkan, unit usaha baru selain untuk menambah pendapatan perusahaan juga untuk menstabilkan harga daging sapi di pasaran yang cukup tinggi. Gejolak harga daging yang tinggi, kata dia, juga membuat banyak pedagang dan jagal sapi mengurangi jumlah sapi yang dipotong.

Guna menekan angka penurunan volume sapi yang dipotong, pihaknya juga terus memberikan imbauan dan sosialisasi pada para pedagang dan jagal agara meningkatkan jumlah sapi yang dipotong.

“Kami sudah mengimbau, tapi kami tidak bisa memaksa para jagal untuk memotong lebih banyak. Mereka telah mencoba memotong dalam jumlah yang lebih banyak namun, malah merugi, karena harga jual di pasar yang juga menjadi mahal tak terbeli oleh masyarakat,” katanya. (afr)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait