Jumat, 19 April 2024

JATIM TETAP ANDALKAN PROGRAM BONGKAR RATOON TEBU

Diunggah pada : 20 November 2013 11:32:37 212
thumb

Guna mendongkrak rendemen (kadar gula dalam batang tebu), Pemprov Jawa Timur terus mengupayakan program pada tahap on farm. Salah satunya yakni melalui bongkar ratoon yang hingga kini masih terus dilakukan.

Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Moch Samsul Arifien mengatakan, bongkar ratoon dilakukan untuk mendongkrak produktivitas tebu. Anggaran tahun ini yang disediakan sebesar Rp 54,1 milliar untuk membantu para petani di seluruh daerah di Jawa Timur.

Ia menuturkan, pelaksanaannya dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama pada Juli-Agustus dan periode kedua pada November-Desember.

 "Kegiatan ini tidak lain untuk mengungkit rendemen dan produktivitas di Jawa Timur. Mengingat Jawa Timur adalah penghasil gula terbesar di Indonesia," ujarnya.

Menurut dia, kegiatan bongkar ratoon untuk tahun ini ditargetkan sekitar 28.450 hektare. Sasarannya adalah petani tebu yang sudah menjalani proses tanam diatas tiga tahun atau lebih dari tiga kali tebang.

"Bongkar ratoon sangat penting. Sebab tanaman yang sudah lebih dari tiga tahun, rendemennya menurun begitu pula dengan produktivitasnya," ungkapnya.

Samsul menjelaskan, terakhir program bongkar ratoon direalisasikan 2008. Tahun ini bongkar ratoon dimulai pada musim tanam tebu. Ladang tebu yang selesai ditebang, akan langsung dibongkar dan ditanami dengan bibit tebu baru.

Dari data Dinas Perkebunan Jatim, saat ini sudah ada beberapa koperasi yang telah mengajukan anggotanya untuk ikut program tersebut. Di antaranya Bondowoso sebanyak 1.000 hektar dan Situbondo 2.000 hektar.

"Intinya, per koperasi dapat jatah sekitar 500 hektar," tegasnya.

Ia mengatakan, selama ini dari proses tanam tebu oleh petani jarang sekali dilakukan tanam bibit baru. Dari panen awal, hasil dan rendemen bisa sangat tinggi. Tapi, akar yang kembali tumbuh setelah dikepras awal kualitasnya akan menurun.

Program penggantian varietas tebu melalui program bongkar ratoon di Jatim sebenarnya diawali tahun 2003. Untuk tahun 2003-2005 mencapai 97.135 hektar yang terdiri dari hasil bongkar ratoon tahun tanam 2003-2004 terealisasi 26.125 hektar. Pada musim tanam 2004-2005 seluas 31.110 hektar, musim tanam 2005-2006 seluas 39.900 hektar. Tahun 2008 bongkar ratoon dan rawat ratoon dilakukan di lahan seluas 9.128 hektar.

 "Bantuan bongkar ratoon yang diberikan nantinya berupa bibit, sebagian pupuk, dan alat mekanis. Harapannya, tahun ini hasil rendemen tebu bisa sampai 8,5 hingga 9 persen," katanya.

 Hal ini, kata Samsul, sesuai dengan Perda Jatim No 17 tahun 2012 tentang Peningkatan Rendemen dan Hablur Tanaman Tebu. Perda ini diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi tanaman tebu sebagai bahan dasar gula di Jatim. Sebab tiga tahun mendatang, tepatnya 2016, rendemen gula Jatim optimistis mencapai 10 persen. (afr)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait