Rabu, 24 April 2024

KAKAO DI JATIM MENJANJIKAN PENUNJANG PEREKONOMIAN

Diunggah pada : 18 Januari 2012 19:27:24 6
thumb

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jatim menilai perkembangan tanaman kakao di Jatim menjanjikan untuk dibudidayakan dan menjadi sumber penunjang perekononmian di Jatim.
            Anggota Komisi B DPRD Jatim Ir Antono, di Surabaya, Rabu (18/1) mengatakan, saat ini perkembangan kakao Jatim menunjukan nilai prositif seiring dengan kebijakan pemerintah terhadap peningkatan petani tanaman keras. Upaya ini dilakukan selain sebagai penghijauan lahan, juga memiliki prospek cerah di pasar bebas. “Kebutuhan kakao dunia masih belum tercukupi. Untuk Indonesia saja masih impor,” ujarnya.
            Poiltisi  asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menuturkan,  petani kakao Jatim sudah banyak yang menuai hasil positif bahwa kakao yang ditanam lima tahun lalu dan sudah dapat dipetik hasilnya.”Kita upayakan penanaman kakao terus dilakukan secara bertahap dan mewujudkan hijaukan hutanku dengan kakao,” imbaunya.
            Oleh karena itu, katanya, sangatlah wajar jika petani kakao Sulawesi Tenggara kini mulai tertarik dengan mesin pengolah pasta kakao buatan Pemerintah Kabupaten Jember. Ini terbukti setelah mesin pengolah pasta kakao dari hasil inovasi ini yang menjadi andalan Kab Jember telah mengikuti pelaksanaan Pameran Nasional Teknologi Tepat Guna (TTG) di Sulewesi Tenggara beberapa waktu lalu.
            Dia menjelaskan, kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber pendapatan maupun devisa negara. Di samping itu, kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri.
            Lebih lanjut dia mengatakan, perkebunan kakao telah menyediakan lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu kepala keluarga petani yang sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI) serta memberikan sumbangan devisa terbesar ke tiga sub sektor perkebunan setelah karet dan kepala sawit.
            Perkebunan kakao Indonesia mengalami perkembangan pesat sejak awal tahun 1980 an dan pada tahun 2002 areal perkebunan kakao di Indonesia tercatat seluas 914.051 ha, dimana sebagian besar sekitar 87,4% dikelolal oleh rakyat dan selebihnya 6,0% perkebunan besar negara serta 6,7% perkebunan besar swasta.
            Jenis tanaman kakao yang diusahakan sebagian besar adalah jenis kakao lindak dengan sentra produksi utama adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah. Disamping itu juga diusahakan jenis kakao mulia oleh perkebunan besar di Jatim. (ris)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait